Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rionny Mainaky, membeberkan tiga alasan tak mengirimkan atlet muda ke banyak turnamen.
Padahal, atlet-atlet tampil di turnamen badminton Eropa mampu memberikan prestasi gemilang. Seperti yang ditorehkan Putri Kusuma Wardani yang menjadi juara di kategori tunggal putri Spain Master 2021.
Ada juga Panji Ahmad Maulana di tunggal putra dan pasangan ganda putri Ni Ketut Mahadewi Istarani/Serena Kani juga berhasil meraih kemenangan di partai final turnamen Austrian Open 2021. Panji maupun Ni Ketut/Serena bukan atlet pelatnas Cipayung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, kami memang kemarin hanya fokus di satu turnamen, Spain Masters 2021 yang berlevel Super 300, untuk para pemain pelapis. Untuk level International Series di Eropa seperti di Slovenia dan Austria kemarin, kami rasa turnamennya tidak terlalu kompetitif untuk ukuran pemain pelatnas," kata Rionny kepada CNNIndonesia.com, Senin (31/5).
Selain itu, lanjut Rionny, pandemi Covid-19 juga menjadi pertimbangan PBSI dalam mengirimkan atlet. Risiko penularan Covid-19 selama keberangkatan jadi salah satu pertimbangan.
"Kami selalu mengirimkan pemain dalam jumlah yang cukup banyak, akan sangat berbahaya bila mereka tertular sementara turnamennya jauh dan akhirnya gagal bertanding."
"Jadi kami coba memitigasi resiko itu dan mencoba realistis saja. Lebih baik fokus pada turnamen yang lebih tinggi levelnya atau kalau harus turun di level yang lebih bawah kami cari yang dekat, Asia misalnya," jelasnya.
Selain itu, beberapa atlet juga baru memulai latihan di Pelatnas PBSI Cipayung pada April. Itu membuat Rionny memandang kondisi para atletnya belum siap untuk tampil di turnamen.
"Secara fisik dan mental mereka belum siap bertanding. Nanti pada saatnya kami pasti akan turunkan mereka semua. Tinggal mencari turnamen mana yang kami rasa cocok," ujar Rionny.
(ttf/jun)