TESTIMONI

Djadjang Nurdjaman: Kenangan Salat dan Juara ISL 2014

Djadjang Nurdjaman | CNN Indonesia
Rabu, 09 Jun 2021 19:00 WIB
Djadjang Nurdjaman menceritakan kisah saat menjadi juara sebagai pemain dan pelatih di Persib.
Djadjang Nurdjaman semakin percaya diri usai membawa Persib juara ISL 2014. (Foto: CNN Indonesia/T. Nugraha Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ada dua momen yang paling berkesan dalam karier yang tidak bisa saya lupakan, yaitu momen-momen waktu juara sebagai pemain dan pelatih di Persib Bandung.

Saya ingat waktu Persib juara Perserikatan 1986. Saya menjadi satu-satunya pemain yang mencetak gol ke gawang Perseman Manokwari di final Perserikatan 1986.

Itu luar biasa, karena saat itu Persib sudah 25 tahun tidak pernah juara dan akhirnya bisa menjadi juara lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momen terindah kedua yang paling berkesan adalah saat saya membawa Persib juara Liga Indonesia 2014 sebagai pelatih. Prestasi itu juga sudah ditunggu-tunggu oleh Persib selama 19 tahun. Saat itu kami mengalahkan Persipura Jayapura lewat adu penalti.

Laga final itu sangat menegangkan. Makanya waktu itu saya dan para pemain memutuskan untuk membawa keluarga. Jadi, kami bisa ngobrol bersama keluarga dengan obrolan-obrolan di luar sepak bola agar tidak tegang.

Apalagi, Persipura adalah tim yang punya pengalaman. Tim yang kuat, dan pemainnya selalu terus bersama.

Tapi, saya cukup percaya diri karena perjalanan tim kami cukup bagus termasuk mengalahkan Arema di semifinal, makanya kami cukup percaya diri dengan para pemain saat itu.

Suasana di ruang ganti saat itu juga sangat menegangkan. Di dalam ruang ganti saya katakan kepada pemain, "Ini kesempatan emas. Masyarakat Jawa Barat sudah menantikannya selama 19 tahun. Jadi peluang ini tidak boleh disia-siakan. Jadi bukan hal yang tidak mungkin, jika kalian punya kemauan yang kuat saya yakin apapun bisa terjadi. Sekarang semua ada di tangan kalian."

Pesepakbola Persib Bandung, Ferdinand Sinaga mengangkat Trofi Piala Indonesian Super League (ISL) saat berkenalan pada pesta kemenangan di Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/11). Pesta dipersembahkan untuk seluruh masyarakat Jawa Barat atas keberhasilan Persib Bandung menjadi Juara ISL setelah menunggu selama 19 tahun. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/pd/14Skuad Persib membawa trofi ISL ke Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/11). (Foto: Novrian Arbi)

Saat itu di ruang ganti juga hadir beberapa pejabat untuk memberikan dukungan. Di antaranya Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Kami semua salat bareng di ruang ganti, bahkan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang menjadi imamnya.

Momen menarik di final yang tidak terlupakan adalah waktu gol balasan Persipura. Saya sudah wanti-wanti kepada pemain untuk mewaspadai Boaz Solossa dan Ferinando Pahabol. Saya bilang kepada para pemain untuk hati-hati dengan gerakan Pahabol.

[Gambas:Video CNN]

Ternyata benar. Saat terjadinya gol Persipura itu saya mengikuti betul mulai dari mereka melakukan serangan balik sampai akhirnya dari proses itu berbuah gol dan saya secara spontan langsung menjatuhkan diri ke belakang.

Orang-orang pikir saya jatuh, padahal memang saya menjatuhkan diri ke belakang karena tak kuasa melihat Persipura mencetak gol penyeimbang.

Pertandingan pun dilanjutkan ke babak adu penalti. Suasana lebih menegangkan.

Waktu menunjuk lima penendang penalti saya juga tidak mau ada intervensi. Jadi saya merenung dan saya betul-betul memilih eksekutor penalti sendiri, tidak ada campur tangan orang lain. Alhamdulillah kami berhasil memenangi adu penalti.

Saya sangat bersyukur kepada Allah karena akhirnya saya bisa bawa Persib juara. Mungkin itu merupakan hal yang tidak bisa dirasakan mantan pemain Persib lainnya. Ini karunia Allah yang harus disyukuri.

Sejumlah Pemain Persib Bandung mengangkat trophy juara saat merayakan kemenangannya dalam adu penalti pada Final Liga Super Indonesia antara Persib Bandung VS Persipura Jayapura , di Stadion Jakabaring, Sumsel, Jumat 7 November 2014. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.Sejumlah Pemain Persib Bandung mengangkat trofi juara saat merayakan kemenangannya dalam adu penalti pada Final Liga Super Indonesia antara Persib Bandung VS Persipura Jayapura , di Stadion Jakabaring, Sumsel, Jumat 7 November 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.)

Jujur, setelah membawa Persib juara kepercayaan diri saya bertambah. Artinya, sebagai pelatih lokal saya bisa membuktikan mampu membawa klub besar seperti Persib juara. Apalagi, sebelum-sebelumnya saya berhasil membawa Persib juara di beberapa turnamen.

Kalau ditanya apakah masih punya mimpi yang belum selesai di Persib? Secara ambisi keinginan untuk menangani Persib itu masih ada.

Banner Live Streaming MotoGP 2021

Tetapi, saya sadar pelatih sehebat apapun tidak mungkin akan terus-menerus berada di satu klub dan sukses hanya di satu klub tersebut.

Walaupun pelatih sekelas Pep Guardiola, Carlo Ancelotti, atau Jose Mourinho, saya pikir setiap pelatih juga ingin mencoba menggapai prestasi atau mencari keberuntungan di klub lain.

Cerita Djadjang Nurdjaman Menimba Ilmu di Italia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER