Jakarta, CNN Indonesia --
Cristiano Ronaldo memberikan bukti, bahwa dia belum habis di usia yang tak muda lagi ketika membawa Portugal meraih kemenangan 3-0 atas Hungaria di laga fase grup Euro 2020 (Euro 2021).
Ronaldo tampil menjadi ujung tombak dalam formasi 4-2-3-1 yang diusung pelatih Fernando Santos guna menjadi tumpuan membobol gawang Hungaria.
Awal pertandingan Hungaria vs Portugal tidak ada yang spesial dari Ronaldo. Keinginan keras Ronaldo meraih kemenangan guna mempertahankan trofi Piala Eropa tetap di semenanjung Iberia terlihat ketika Ronaldo tampak kesal dengan Diogo Jota yang tidak memberinya umpan pada menit kelima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu Jota memilih menuntaskan peluang meski dikerubungi tiga pemain Hungaria. Ronaldo yang sudah meminta bola di area kosong hanya bisa menampilkan gestur ketidakpuasan.
Setelah itu Ronaldo jarang terlihat. Meski tak juga hilang dari pantauan layar, atau istilahnya 'dikantongi' bek lawan, Ronaldo memang cukup jarang memegang bola.
Menurut statistik dari Whoscored. Persentase penguasaan bola Ronaldo hanya 3,8 dan hanya 49 kali menyentuh bola. Pemain-pemain bertahan Portugal tercatat sebagai penguasa bola terbanyak.
[Gambas:Video CNN]
Jumlah Ronaldo berinteraksi dengan bola pun masih berada di bawah trio gelandang serang Selecao das Quinas, Jota, Bruno Fernandes, dan Bernardo Silva.
Cukup dimaklumi karena Ronaldo berperan sebagai penyelesaian serangan dan pertahanan Hungaria bermain cukup baik dalam meredam upaya ofensif Portugal.
Namun di sisi lain juga terlihat kerja sama Ronaldo dengan tiga pemain penyokong di belakangnya tidak serasi di laga melawan skuad berjuluk The Magyars. Ronaldo pun terlihat salah umpan beberapa kali.
Upaya Ronaldo menaklukkan pertahanan lawan dengan beragam cara, menjatuhkan diri di kotak penalti atau memanfaatkan kemampuan lompatan vertikal. Namun tidak ada satu pun yang berbuah gol.
Ronaldo juga tak mampu mencocor bola memanfaatkan umpan dari Jota yang berada di sisi kiri. Sudah berada di depan gawang, Ronaldo membuat bola melambung. Lebih seperti bek menghalau bola ketimbang penyerang yang ingin mencetak gol.
Permainan solid Hungaria membuat Portugal seperti menemui jalan buntu. Anak asuh Marco Rossi mampu bertahan secara kolektif dengan baik.
Formasi tiga bek yang dihuni Attila Szalai, Willi Orban, dan Endre Botka serta dukungan dari lini tengah memaksa Portugal harus menghela napas melihat tak ada cukup peluang kendati menguasai bola secara dominan.
Peran Andras Schafer, Adam Nagy, dan Laszlo Kleinheisler sebagai pelapis pertahanan Hungaria patut mendapat apresiasi. Begitu pula dengan kiper Peter Gulacsi yang beberapa kali melakukan penyelamatan brilian.
Kepercayaan diri Hungaria tampak tumbuh seiring dengan Portugal yang mulai frustrasi.
Pelatih Fernando Santos kemudian mencoba mengganti Bernardo Silva dengan Rafa Silva. Sementara di kubu seberang Marco Rossi melakukan pergantian pemain yang cukup berani. Schafer dan Kleinheisler ditarik keluar.
Demi menghidupkan serangan, Santos juga memasukkan Renato Sanches, dan Andre Silva.
Dengan tiga pemain segar di lapangan, Portugal kemudian bisa menemukan gol yang mereka cari. Peran Rafa Silva pada proses gol-gol Portugal begitu jelas terlihat.
Gelandang serang asal Benfica itu tampil sebagai kreator gol pertama Portugal, kendati ada keberuntungan tetap saja sepakan Raphael Guereiro sah masuk ke gawang dan mengubah skor.
 Momen ketika Rafa Silva dijatuhkan di kotak penalti. (Pool via REUTERS/ALEX PANTLING) |
Rafa Silva kembali memainkan peran penting untuk gol kedua Portugal yang hanya berjarak tiga menit dari gol pertama. Kemampuan menyelinap di lini pertahanan Hungaria membuat Orban harus melanggarnya.
Ronaldo yang lama tidak disorot kamera pun muncul kembali dengan bersiap mengambil penalti. Tendangan dari titik 11 meter mempertaruhkan kans Portugal meraih kemenangan juga reputasi Ronaldo.
Kendati dianggap sebelah mata, penalti bukan hal mudah. Ronaldo berhasil mencetak gol spesial yang membawanya memecahkan rekor sebagai pemain paling subur di pesta sepakbola Benua Biru sepanjang masa. Rekor pemilik brand CR7 ini pun bertambah.
Peran Rafa Silva sebagai pemantik kebangkitan Ronaldo kembali terlihat di ujung laga. Kerja sama satu dua Ronaldo dan Rafa Silva dituntaskan dengan apik oleh pemilik lima gelar Ballon d'Or.
Jika komentator sepak bola Indonesia membawakan pertandingan Hungaria vs Portugal, kemungkinan dia akan berkata, "Ronaldo, berbahaya, dan goool!"
Ronaldo sudah membuktikan kemampuan di laga pertama dan tantangan selanjutnya tak kalah remeh karena Portugal akan meladeni Jerman serta Prancis.