ANALISIS

Italia dan Mancini Si Dukun Pembangkit Tim Mati Suri

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 12 Jul 2021 17:36 WIB
Italia juara Euro 2020 dan hal itu makin menegaskan status Roberto Mancini sebagai pelatih spesialis membangkitkan tim mati suri.
Roberto Mancini berhasil mengubah Italia kembali jadi tim yang disegani. (AP/John Sibley)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nama Roberto Mancini pernah jadi legenda di tanah Inggris bersama Manchester City. Kini, namanya makin sakral usai Italia juara Euro 2020 di tanah yang diklaim sebagai tempat sepak bola berasal tersebut.

Duel Manchester City vs Queen Park Rangers di pekan terakhir musim 2011/2012 akan selalu dikenang dalam sejarah sepak bola Inggris.

Man City menang dramatis lewat dua gol di masa injury time untuk memastikan gelar Liga Inggris. Mancini ada di pinggir lapangan, berlari meluapkan kegembiraan dan berpelukan dengan staf Manchester City.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sembilan tahun berselang, Mancini kembali bergembira di Inggris, kali ini di pinggir Stadion Wembley. Bila sembilan tahun lalu, setengah kota Manchester memujanya, kali ini seluruh Inggris harus mengalami sakit hati karena kesaktian Mancini.

Italia, tim yang mungkin hanya ada di baris kedua dalam daftar kandidat juara Euro 2020, bisa dibawa Mancini mengangkat trofi juara. Italia menang adu penalti melawan Inggris, menghancurkan mimpi 'It's coming home' yang dikumandangkan puluhan ribu pendukung Inggris.

Soccer Football - Euro 2020 - Group A - Turkey v Italy - Stadio Olimpico, Rome, Italy - June 11, 2021 Italy's Domenico Berardi and teammates celebrate their first goal, an own goal scored by Turkey's Merih Demiral Pool via REUTERS/Filippo MonteforteItalia tak difavoritkan jadi juara di awal turnamen Euro 2020. (Pool via REUTERS/FILIPPO MONTEFORTE)

Italia di Euro 2020 jelas bukan Italia yang menakutkan di atas kertas. Tiga tahun lalu, Italia baru saja gagal lolos ke Piala Dunia 2018. Dari titik itu hingga saat ini, tidak ada tambahan kekuatan yang menonjol atau bintang baru yang muncul bersinar cemerlang.

Namun Mancini, perlahan tapi pasti, mampu merangkai kembali kepingan kehancuran Italia menjadi sosok tim yang tangguh dan tak mudah dikalahkan.

Mancini membawa Italia meraih catatan mentereng hingga 27 laga tak terkalahkan jelang Euro 2020 (Euro 2021). Mancini sukses menerjemahkan sepak bola sebagai permainan tim, yaitu ketika kemenangan tidak hanya bisa mengandalkan 1-2 orang saja.

Italia di Euro 2020 jelas kalah mentereng dibanding Italia yang juara Piala Dunia 2006. Saat itu Liga Italia masih jadi kiblat kuat sepak bola dunia. Banyak pemain bintang papan atas yang bermain dan kemudian membuat pesepakbola Italia banyak berada di level elite.

Di Euro 2020, Mancini benar-benar tak mengandalkan sihir individu. Seluruh pemain Italia bermain sebagai rangkaian puzzle yang membuat Italia terlihat sempurna.

Pendekatan Mancini memainkan pola 4-3-3 terbukti sangat efektif. Italia di tangan Mancini jadi Italia yang menghibur dan terus menyerang lawan.

Italia di tangan Mancini adalah Italia yang tak lagi terpaku pada pertahanan kuat sebagai poros utama kekuatan.

Meski masih mengandalkan poros lawan Giorgio Chiellini-Leonardo Bonucci di lini belakang, Mancini membuat Italia layak dinikmati dari sisi serangan.

Italy's team celebrates with the trophy on the podium after winning the Euro 2020 soccer championship final between England and Italy at Wembley stadium in London, Sunday, July 11, 2021. (Michael Regan/Pool via AP)Italia berhasil jadi juara Euro 2020 setelah gagal lolos Piala Dunia 2018. ( AP/Michael Regan)

Italia mengakhiri turnamen dengan status sebagai tim paling produktif, 13 gol. Menariknya, Italia tak punya pemain yang mencetak lebih dari dua gol di sepanjang gelaran turnamen.

Gol bisa datang dari mana saja bagi Italia, mulai dari Ciro Immobile hingga Federico Chiesa, mulai dari Manuel Locatelli hingga Bonucci.

Melihat gerak-gerik Mancini, legenda Sampdoria itu tak pernah takut soal rotasi. Ia begitu percaya diri menarik pemain-pemain bintangnya saat kedudukan belum aman.

Mancini percaya bahwa pemain-pemain yang ada di bangku cadangan juga bisa membuat perubahan, bukan hanya sekadar pemain-pemain yang dimasukkan untuk menyimpan tenaga pemain utama.

Di laga lawan Austria, Chiesa dan Matteo Pessina jadi pahlawan. Ketika adu penalti lawan Spanyol, keputusan Mancini memainkan Andrea Belotti dan Federico Bernardeschi berbuah manis.

Hal yang sama terulang di babak final. Domenico Berardi dan Bernardeschi yang tampil sebagai pemain pengganti bisa mengeksekusi penalti dengan baik sekaligus menentukan Italia jadi juara.

Italy's manager Roberto Mancini speaks to his players during a training session at Tottenham Hotspur training ground in London, Saturday, July 10, 2021 ahead of the Euro 2020 soccer championship final match against England at Wembley Stadium on Sunday. (AP Photo/Frank Augstein)Roberto Mancini tidak bergantung pada 1-2 pemain saja. (AP/Frank Augstein)

Mancini tidak sekadar bermulut manis ketika mengatakan bahwa seluruh skuadnya adalah bagian penting dari perjalanan Italia di Euro 2020 (Euro 2021). Mancini benar-benar memaksimalkan seluruh potensi pemain yang ada di dalam timnya.

Tidak ada pemain yang benar-benar dibawa hanya untuk sekadar pemenuhan kuota jumlah pemain.

Bila rekor tak terkalahkan Italia sebelum Euro 2020 masih diremehkan, hal itu tak akan berlaku lagi selepas trofi juara diangkat tinggi-tinggi oleh mereka.

Italia jelas jadi tim terbaik di Euro 2020 kali ini karena berhasil menyingkirkan tiga tim yang juga tampil impresif yaitu Belgia, Spanyol, dan Inggris secara beruntun.

Italia sukses jadi juara dan Mancini punya tempat istimewa dalam sejarah sepak bola Italia.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut>>>

Modal Italia untuk Piala Dunia 2022

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER