Muamar Qadafi merupakan sosok asal Indonesia yang memoles pebulutangkis Guatemala, Kevin Cordon, sehingga tampil mengejutkan di Olimpiade Tokyo 2020.
Qadafi merupakan orang asli Solo yang pernah menjadi pemain bulutangkis sejak usia 15. Namun karier Qadafi tak lama sebagai pemain, hanya bertahan sekitar lima tahun.
"Qadafi itu pernah jadi atlet tunggal putra di tahun 90-an. Di Junior dia ada prestasinya seperti juara di Kejuaraan Nasional dan turnamen-turnamen swasta. Tapi memang levelnya belum sampai ke nasional," kata Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation kepada CNNIndonesia.com, Senin (2/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat masih aktif bermain, lanjut Yoppy, Qadafi merupakan pemain yang secara skill punya teknik bulutangkis yang bagus. Hanya saja, dia tidak mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan tunggal putra di era itu dan kemudian memutuskan untuk pensiun dini.
Setelah tidak lagi ikut turnamen, Qadafi disebut Yoppy beralih menjadi asisten pelatih di PB Djarum Kudus ketika usianya masih sekitar 20 tahun.
"Qadafi itu orang asli Solo. Keluarganya, ya keluarga bulutangkis. Soalnya kakak-adik di PB Djarum, Qadafi dan Ganis, adiknya perempuan dulu mainnya sama-sama."
"Dia mulai menjadi asisten pelatih di PB Djarum di Kudus itu sekitar tahun 1994 sampai 2000. Terus ada tawaran pertama dari Peru tahun 2000 itu. Sampai hari ini dia melatih di negara-negara Amerika Latin. Sekarang di Guatemala [Amerika Tengah]," jelasnya.
Saat mendapatkan tawaran dari Peru, lanjut Yoppy, Qadafi berangkat bersama beberapa temannya termasuk Fendi Iwanto, yang juga pernah aktif sebagai pemain. Keduanya merintis mulai jadi sparing partner, asisten pelatih sampai menjadi kepala pelatih bulutangkis di negara-negara Amerika Latin.
Fendi kemudian memutuskan pulang ke Indonesia dan kembali melatih di PB Djarum pada tahun 2010. Sedangkan Qadafi sampai saat ini masih bertahan menjadi pelatih di luar negeri.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya...