Mengenal Muhammad Rafli, Atlet Termuda Esport di PON Papua

CNN Indonesia
Rabu, 22 Sep 2021 11:05 WIB
Ilustrasi esport. (AFP/MARIA TAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Muhammad Rafli Setiawan sempat terganjal restu orang tua dalam mewakili DKI Jakarta di cabang olahraga esport pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020.

Menjadi atlet bukan hal mudah yang dilakukan Rafli. Apalagi untuk esport, cabang yang masih banyak dianggap tabu sebagian besar orang tua, termasuk orang tua Rafli. Esport juga hanya berstatus ekshibisi pada PON Papua nanti.

Ditambah lagi dengan usia Rafli masih jauh lebih muda dari rata-rata atlet esport lain yang mewakili DKI Jakarta maupun daerah lain.

Saat ini, siswa SMPN 181 Jakarta Pusat itu berusia 13. Dengan usia itu Rafli tercatat sebagai atlet termuda yang tampil di PON Papua dari cabor esport.

"Orang tua sih pertama marahin mulu, soalnya main game, males-malesan, makan telat," kata Rafli dilansir Antara.

[Gambas:Instagram]

"Nah, kemarin pas tahu esport mewakili DKI Jakarta pertamanya enggak tahu apa itu esport, terus dijelasin sama ofisial DKI, akhirnya diizinin buat mewakili DKI Jakarta," ucap Rafli menambahkan.

Setelah mendapatkan penjelasan dari ofisial esport DKI, orang tua Rafli pun mengizinkan anaknya terbang ke Papua dan berjuang meraih prestasinya di level nasional.

Tak hanya itu, Pengurus Besar Esport Seluruh Indonesia (PB ESI) juga mengeluarkan surat izin resmi untuk sekolah Rafli dan atlet lain yang berstatus pelajar agar bisa berlaga di PON Papua.

Rafli sendiri mengaku mendapat dukungan dari pihak sekolah, termasuk dukungan semangat dari guru-guru untuk tampil di PON Papua dan membawa pulang medali emas. Ia menyebut pendidikan tetap menjadi fokus utamanya saat ini, meski kini berstatus sebagai atlet esport.

"Pendidikan nomor satu sih, harus belajar. Ke depannya cita-citanya mau jadi pemain profesional, jadi juara dunia," sebut Rafli.

Perkenalan Rafli dengan dunia esport sejak berusia 11 tahun, ketika ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Kala itu, ia melihat salah seorang temannya di dekat rumah bermain Free Fire.

Rafli lalu dikenalkan dengan komunitas Free Fire yang kemudian terbentuk tim yang dinamakan Basreng.

Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>

Rafli Berlatih 8 Jam Sehari


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :