Sembilan tahun silam, Ricky Kambuaya pernah didorong agar mengeksplorasi bakat sepak bola yang ia miliki supaya bisa masuk ke Timnas Indonesia dan bermain bersama Evan Dimas.
Ricky dan Evan kompak menjadi pilar lini tengah Timnas Indonesia dalam kurun setahun belakangan. Keduanya menjadi pemain langganan yang sering dipanggil pelatih Shin Tae Yong.
Berbeda dengan Evan yang sudah mendapat sorotan media sejak hampir satu dasawarsa lalu, Ricky pada 2013 bukanlah siapa-siapa. Sama seperti kebanyakan orang, pemain asal Sorong ini sekadar fan Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim nasional artinya, saya pikir sangat gimana ya? Arti kebanggaan besar sekali, saya bingung mau bicara gimana lagi, karena dulu impiannya tidak nyangka," kata Ricky ketika mendapat pertanyaan soal arti Timnas Indonesia dalam kanal YouTube resmi PSSI.
Ricky pun mengisahkan sebuah cerita masa lalu saat ia masih remaja dan menyaksikan kiprah Evan Dimas bersama Timnas Indonesia U-19.
"Sampai ada cerita, ada kakak kompleks namanya Kakak Jordan, kita dulu kan nonton Evan Dimas main U-19 dulu bagus-bagusnya, top-topnya itu. Jadi nonton itu, saya belum main bola [waktu itu], masih di Papua saja."
"Kakak saya bilang, kamu harus berjuang. 'Kau ni harus berjuang berusaha supaya suatu saat [saya] mau lihat kau main, karena kau harus main dengan Evan Dimas,' begitu katanya," cerita Ricky.
Mantan pemain PSMP Mojokerto itu mengatakan sang kerabat begitu memuja permainannya dan dianggap cocok dengan gaya Evan.
"Saya hanya tertawa-tertawa saja. Hanya bilang, 'Ah tidak mungkin terlalu jauh.' Tetapi dalam hati harus berkeinginan, harus tekad untuk [main bersama] Evan. Soalnya kan umur tidak beda jauh dengan Evan juga, jadi kenapa kan pasti bisa. Sampai sekarang rasa seperti gimana ya? Mau bilang mimpi juga sekarang itu lihat Evan juga masih macam ingat waktu momen itu kakak cerita," ujar Ricky mengenang masa lalu.
Ricky, yang kini merupakan pemain andalan Timnas Indonesia, mengawali karier di klub yang berada di kampung atau kompleks. Pemain kelahiran 5 Mei 1996 itu kemudian terpilih masuk tim PON Papua Barat pada 2016 sebelum mengarungi karier di tim PSMP Mojokerto Putra, PSS Sleman, dan kini bernaung di Persebaya Surabaya.
Lebih kurang selama satu tahun terakhir, Ricky menjadi bagian penting skuad Garuda. Sudah 12 kali Ricky bermain dan tiga gol disumbangkan untuk tim Merah Putih, ke gawang Taiwan, Myanmar, dan Thailand.
"Itu rasanya bangga. Terima kasih, puji Tuhan, sama Tuhan, sama keluarga, sama keluarga Persebaya, keluarga yang mana yang support yang selama ini. Sampai saya tahun ini langsung dipilih coach untuk pertama kali gabung di Timnas itu. Saya rasa bangga, rasa senang, itu sangat luar biasa," tutup Ricky.
(nva/nva)