ANALISIS

Thomas Cup, Meresapi Kegagalan yang Dikecap

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 16 Mei 2022 21:15 WIB
Indonesia gagal mempertahankan trofi Thomas Cup. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tiap hal punya sudut pandang berbeda soal kegagalan. Dan untuk Thomas Cup, tidak berdiri di podium kemenangan adalah sebuah kegagalan.

Sejak Indonesia mengejutkan dunia dengan memenangkan Thomas Cup dalam keikutsertaan pertama di edisi 1958, dari situlah pondasi Indonesia sebagai kekuatan besar di dunia badminton mulai diletakkan.

Para pendahulu telah menetapkan garis batas untuk badminton Indonesia bahwa olahraga ini adalah tentang mengantar nama Indonesia menuju tempat tertinggi, tentang membawa Indonesia berdiri di podium kemenangan.

Pola pikir itu tertanam dan kemudian diwariskan. Dari generasi ke generasi hingga saat ini.

Merujuk gelaran Thomas Cup 2022, bila melihat fakta Marcus Fernaldi Gideon masih dalam tahap pemulihan sehingga Indonesia kehilangan ganda putra terbaik plus Anthony Ginting yang jadi tunggal pertama memiliki tren menurun jelang Thomas Cup, pencapaian berupa partai final adalah hal yang lumayan.

Namun kembali ke sudut pandang yang sudah digariskan di badminton Indonesia, maka tak berdiri di podium kemenangan adalah kegagalan. Kalah di partai final punya persamaan dengan kalah di babak sebelumnya, yaitu tidak ada trofi Thomas Cup yang berhasil dibawa pulang.

India menggagalkan ambisi Indonesia mempertahankan gelar Thomas Cup. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Di balik kebahagiaan kemenangan di dunia olahraga, selalu ada pihak-pihak yang tertunduk merasakan kegagalan.

Kali ini, pada wajah-wajah yang penuh suka ria dan bergembira di Oktober 2021, mereka berada di sisi sebaliknya.

Merasakan kepahitan sebuah kekalahan, merasakan kekecewaan ketika langkah terakhir mereka menuju podium kemenangan tak terwujud sesuai harapan.

Jonatan Christie dan kawan-kawan kalah dari India di babak final. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Dan memang ada masa ketika kegagalan harus diresapi dalam-dalam. Mengingat bahwa rasa kekalahan itu tidak mengenakan dan cenderung menyakitkan. Berangkat dari titik itu, kekalahan akan bisa jadi pembakar semangat untuk kembali memburu kemenangan.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Bersiap untuk Thomas Cup 2024


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :