Mohammad Ahsan bersama Hendra Setiawan bakal menghadapi Kejuaraan Dunia 2022. Berikut persiapan wawancara CNNIndonesia.com dengan Ahsan.
Ahsan/Hendra telah mengoleksi tiga gelar Kejuaraan Dunia bersama-sama. Mereka jadi pemenang di edisi 2013, 2015, dan 2019.
Pada Kejuaraan Dunia 2021 lalu, Ahsan/Hendra dan pemain-pemain Indonesia lainnya absen lantaran pandemi Covid-19 kembali merebak. Kini, Ahsan/Hendra siap untuk kembali tampil di Tokyo, Jepang, 21-28 Agustus mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana persiapan Ahsan menghadapi Kejuaraan Dunia 2022, berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Ahsan:
Bagaimana persiapan kamu menuju Kejuaraan Dunia sejauh ini?
Persiapan cukup baik, saya berharap bisa tetap sehat dan segala persiapan lancar sampai hari keberangkatan dan juga saat hari-hari pertandingan nanti.
Kondisi badan sendiri sejauh ini?
Ya begitu, paling saya jaga dan manage badan. Paling waktu itu ada masalah di betis dan juga pinggang.
Kemarin saya sudah periksa pinggang, tetapi hasilnya belum tahu karena belum ketemu dokter lagi.
Apakah masalah di pinggang mengganggu persiapan dan latihan?
Kondisi ini kan sudah dari dulu memang begitu. Paling saya jaga jangan sampai parah. Kalau terasa sakit banget, saya tidak latihan. Tetapi bila cuma ngilu, ya saya masih bisa latihan.
![]() |
Sebetulnya awal cedera pinggang itu dari kapan?
Yang mulai terasa parah itu di 2013, kena saat latihan di Cipayung. Setelah itu kan sebelum Asian Games 2014 juga sempat cedera.
Dari situ, kadang-kadang kalau latihan capek banget, bisa jadi sakit.
Kejuaraan Dunia memasuki edisi 2022. Apakah sebelumnya kamu menyangka bisa main di Kejuaraan Dunia 2022 ini?
Nyangka nggak nyangka. Dulu kan mikirnya bertahan saja, setahap demi setahap. Tak terasa sudah 2022 saja. Ya, surprise juga saya bisa terus main sejauh ini.
Setelah Olimpiade kemarin, saya berusaha tetap main dan menjalani. Motivasi juga masih ada, termasuk juga tanggung jawab ke sponsor.
Selepas Olimpiade memang belum ada rencana pensiun karena kami masih ingin main. Saya mau lihat sekuat mana, sejauh mana, dan sampai kapan saya kuat.
Tahun ini bisa masuk final di India, All England, dan Malaysia. Bagaimana komentar kamu?
Alhamdulillah cukup baik. Tetapi memang rasa ingin juara masih ada. Bersyukur masih bisa masuk final di tahun ini.
![]() |
Kalau kalah di final saat ini, rasa sakitnya masih sama seperti dulu atau sudah lebih legowo?
Legowo saja hahaha. Target kami semifinal, final, kalau tercapai ya bonus. Kalau bisa juara, ya kenapa enggak? Begitu saja cara berpikirnya.
Kalau dulu, memang rasa ingin meraih dan ingin juaranya besar. Sekarang pun tetap ingin juara, tetapi kalau kalah ya legowo.
Yang penting kan sudah berusaha semaksimal mungkin, tidak asal-asalan.
Ahsan/Hendra punya rekor 100 persen di Kejuaraan Dunia. Bagaimana kamu menilai itu?
Memang iya? Saya tidak sadar dan tidak memperhatikan.
Memang sempat lihat-lihat sekilas tetapi tidak terlalu gimana-gimana. Karena main kan tidak mungkin menang 100 persen terus, lawan juga bagus-bagus.
Apa kunci keberhasilan rekor 100 persen bersama Hendra di Kejuaraan Dunia?
Tidak ada kuncinya, kami hanya menjalani saja. Saya juga tidak menyangka bisa sampai begitu.
Kami hanya menjalani, berusaha, dan banyak berdoa. Begitu saja.
Apa yang kamu kenang dari keberhasilan meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia bersama Bona Septano?
Pastinya senang karena di Kejuaraan Dunia 2011 itu banyak pemain top dan kami tidak diunggulkan. Ternyata kami bisa naik podium.
Saat itu kami masih baru mulai merintis karier dan berusaha maksimal. Tentu ada keinginan untuk juara, tetapi pemain-pemain lain yang ada di situ memang sedang top level semua. Alhamdulillah kami bisa naik podium.
![]() |
Kalau saat kalah di final Kejuaraan Dunia 2017 bersama Rian Agung?
Nah itu tanggung banget ya, walaupun tinggal selangkah lagi tetapi kami memang sudah berusaha.
Saat itu kami tanding dari 64 besar, biasanya tanding lima kali sudah bisa juara, tetapi di Kejuaraan Dunia 2017 baru sampai babak final.
Saat itu Liu Cheng/Zhang Nan juga bagus banget. Sedangkan grafik permainan kami sudah menurun. Perjalanan kami juga berat-berat, apalagi di babak 32 besar sudah bertemu unggulan pertama.
Target untuk Kejuaraan Dunia 2022?
Targetnya sama kayak yang Koh Hendra bilang, bawa medali. Tidak tahu medali yang mana, dapat dari sana atau bawa sendiri nanti hahaha..
Sebenarnya adakah perbedaan gaya main lawan antara dahulu dengan sekarang?
Kurang lebih sama sebenarnya. Yang muda-muda lebih ke speed dan power. Saya pun dulu waktu muda kan pakai power dan speed. Tetapi di usia yang sudah begini, tentu saya tidak bisa bermain seperti itu terus menerus.
Sedangkan soal karakter lawan, kurang lebih sama di sepanjang era saya bermain.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>