Sepanjang 2022, Timnas Indonesia membukukan 23 gol dari sembilan pertandingan. Dari jumlah itu, empat gol di antaranya disumbang pemain berposisi striker atau penyerang.
Memang empat gol itu jumlah yang minim, tetapi menggembirakan jika dilihat secara seksama. Keempat gol tersebut tercipta dalam tiga pertandingan terakhir Timnas Indonesia di ajang resmi maupun uji coba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimas Drajad mencetak tiga gol dari tiga laga (melawan Nepal pada 14 Juni dan Curacao pada 24 dan 27 September) serta Dendy Sulistyawan dengan satu gol. Hal inilah yang menjadi kabar gembira bagi Timnas Indonesia.
Sebelumnya, Shin kepayahan mencari sosok ujung tombak. Striker-striker yang dipanggil tidak bisa memenuhi ekspektasi. Karenanya Shin tak memanggil lagi striker yang dianggapnya mengecewakan saat diberi kesempatan.
Dalam masa pencarian itu, Shin mengandalkan gelandang dan winger sebagai tumpuan. Itu mengapa Ricky Kambuaya dan Witan Sulaeman menjadi top skor sementara Timnas Indonesia selama 2021-2022 dengan lima gol.
Pertandingan kedua melawan Curacao di Stadion Pakansari pada 27 September memperlihatkan ide Shin. Untuk pertama kalinya selama menangani Timnas Indonesia sejak 2020, Shin menggunakan skema 4-2-3-1.
Biasanya pelatih 52 tahun tersebut menggunakan formasi awal 4-3-3 atau 3-4-3, serta 4-4-2. Kepercayaan diri Shin memasang satu striker di depan menjadi bukti bahwa Timnas Indonesia sudah mulai menemukan pecahan keping yang dicari.
![]() |
Namun demikian masih terlalu dini untuk mengatakan Timnas Indonesia telah menemukan permainan terbaiknya. Belum semua talenta terbaik Indonesia dipilih Shin dan batas maksimal keahlian pemain belum tereksplorasi.
Dimas sebagai pemain nomor sembilan perlu menjaga konsistensi atau bahkan meningkatkan kapasitas dirinya. Adapun Dendy atau Muhammad Rafli perlu bekerja lebih keras untuk bisa mendapat satu tempat di skuad Piala AFF.
Setidaknya ada waktu dua bulan lebih atau sembilan pekan pertandingan Liga 1 2022/2023 untuk membuktikan diri. Pemain yang tampil menonjol dalam kompetisi kasta tertinggi ini besar kemungkinan akan dipanggil.
Benarkan demikian? Shin dengan tegas mengatakan tidak menganakemaskan satu dua pemain. Baginya kualitas, karakter, dan disiplin adalah parameter. Inilah wajah Timnas Indonesia yang sedang dibangun Shin tanpa potong generasi.
(jun)