UPDATE TERKINI: Penyelidikan Tragedi di Stadion Kanjuruhan

Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan di Malang menewaskan setidaknya 125 orang. Simak laporan lengkapnya di Live Update CNN Indonesia.

Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan di Malang menewaskan setidaknya 125 orang (data resmi polisi 2 Oktober 19.00 WIB). Simak laporan lengkapnya di Live Update CNN Indonesia.

  • Kapolri Beberkan Kronologi Tragedi Kanjuruhan

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memaparkan kronologi Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 131 orang meninggal dunia.

    Listyo mengatakan mulanya izin pertandingan telah diserahkan oleh panitia pelaksana sejak 12 September lalu. Surat izin tersebut diserahkan ke Polres Malang dengan jadwal pertandingan Arema FC vs Persebaya 1 Oktober.

    Polres Malang lalu meminta agar pertandingan digelar 15.30 WIB dengan pertimbangan keamanan. Namun usul tersebut ditolak karena alasan hak siar.

    "Dengan alasan apabila waktu digeser ada pertimbangan masalah penayangan langsung dan sebagainya yang mengakibatkan dampak penalti atau ganti rugi," kata Listyo dalam jumpa pers di Malang, Kamis malam (6/10).

    Polisi lantas mengiyakan seraya personel pengamanan dari semula 1.037 menjadi 2.034 personel untuk mengawal pertandingan 1 Oktober antara Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan.

    Pertandingan digelar sekitar pukul 20.00 WIB tersebut mulanya berjalan lancar. Namun, kata Listyo, situasi berubah saat penonton dari tribun mulai turun ke lapangan.

    "Proses pertandingan semuanya lancar namun saat akhir pertandingan muncul reaksi dari suporter atau penonton terkait hasil yang ada sehingga rekan ketahui muncul beberapa penonton yang masuk ke lapangan," katanya.

    Mengetahui jumlah penonton yang turun ke lapangan terus bertambah, personel kepolisian pun mulai menembakkan gas air mata.

    Listyo mengatakan tembakan gas air mata dilepaskan oleh 11 personel. Rinciannya, tujuh tembakan ke tribun selatan, satu tembakan ke tribun Utara, dan tiga tembakan ke lapangan.

    Menurut Listyo, tembakan dilepaskan untuk mencegah semakin banyak penonton turun ke lapangan.

    "Ini mengakibatkan para penonton terutama di tribun kemudian panik merasa pedih dan kemudian berusaha segera meninggalkan arena," katanya.

    Hasil penyelidikan dan penyidikan terungkap bahwa lima pintu tribun tidak terbuka sebagaimana mestinya saat polisi menembakkan gas air mata. Masing-masing pintu keluar tribun 3, 11, 12, 13, dan 14.

    Menurut Listyo, pintu tribun seharusnya dibuka lima menit jelang laga berakhir. Namun, kala itu tak ada penjagaan di sejumlah pintu keluar tribun. Walhasil, pintu tetap tidak terbuka lebar.

    "Namun saat itu pintu dibuka namun tidak sepenuhnya hanya ukuran 1,5 meter dan penjaga pintu tidak berada di tempat," katanya.

    Sejauh ini Polri telah menetapkan enam tersangka dalam insiden tersebut.

  • Kronologi versi Polisi

    Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan semula pertandingan Arema vs Persebaya berlangsung lancar.

    Namun setelah pertandingan berakhir, sejumlah pendukung Arema merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

    Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

    Semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, karena disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan.

    Guna meredakan kemarahan suporter, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter.

    Dari tembakan air mata itu suporter yang mencoba menghindar kian tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri.

    Banyak dari penonton yang mengalami sesak napas akibat asap gas air mata. Cuitan netizen juga menyebutkan orangtua kehilangan balita lantaran situasi panik yang tidak terkendali akibat tembakan gas air mata polisi.

    Kerusuhan yang terjadi di lapangan Kanjuruhan mengakibatkan dua kendaraan polisi dirusak, salah satunya dibakar. Penonton juga dilaporkan membakar fasilitas lain di stadion.

    Tidak saja terjadi di dalam, kerusuhan juga berimbas ke luar stadion. Total delapan kendaraan polisi dirusak. Para pemain Persebaya sempat tertahan hingga satu jam di kendaraan taktis milik polisi. Mobil rantis yang ditumpangi Persebaya juga dilempari suporter Arema.

    Sekitar pukul 03:00, Minggu (2/10), Polda Jawa Timur menggelar konferensi pers terjadi tragedi di Kanjuruhan. Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal, dua di antaranya polisi.

(vws/vws)
Minggu, 02 Oktober 2022 09:48 WIB, CNN Indonesia
Terakhir diperbaharui Senin, 10 Oktober 2022 06:09 WIB
MOMEN PENTING