ANALISIS

Menanti Suara Lantang 'Saya Mundur' atas Tragedi Kanjuruhan

Jun Mahares | CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2022 06:55 WIB
Sudah selayaknya para pemangku kepentingan bertanggung jawab atau bahkan mundur dari jabatannya demi menghormati korban peristiwa Tragedi Kanjuruhan.
(ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)

Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana atau biasa disebut Juragan 99 mengaku siap bertanggung jawab dan menerima sanksi apapun menyusul insiden Tragedi Kanjuruhan.

"Kita dari manajemen berkabung. Saya sebagai manajemen Arema FC siap bertanggung jawab penuh atas insiden kemarin. Kami siap memberikan bantuan santunan apapun ke korban meski tidak bisa mengembalikan kondisi," ucap Gilang.

Tragedi Kanjuruhan tak hanya jadi sorotan nasional, media-media internasional juga mengangkat insiden ini sebagai pemberitaan utama. Sebab, insiden ini masuk urutan kedua daftar kejadian paling mematikan dalam sejarah sepak bola dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data resmi hingga kini, jumlah korban tewas di Kanjuruhan merupakan yang terbanyak ketiga di dunia setelah yang terjadi di Peru pada 1964 dan di Ghana pada 2001. Namun ada potensi angka korban meninggal di Kanjuruhan bertambah. 

Bahkan korban meninggal di Stadion Kanjuruhan melewati tragedi Hillsborough yang terjadi pada 15 April 1989.

Peristiwa Kanjuruhan tak boleh dipandang sebelah mata. Para pemangku kepentingan harus bertanggung jawab kepada keluarga korban yang nyawanya melayang sia-sia.

Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD untuk menginvestigasi Tragedi Kanjuruhan.

Mahfud kini sudah merilis susunan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan Malang. Kini tim tersebut akan mulai bekerja selama dua pekan ke depan.

Ratusan korban jiwa melayang yang membuat Indonesia jadi sorotan dunia. Presiden sudah bertitah, para pembantunya pun dipaksa bergerak cepat untuk mengusut tuntas.

Namun, hingga detik ini para pemangku jabatan masih saling membentengi diri. Tak ada yang mau legawa dan dengan lantang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa tragis ini.

Nahdlatul Ulama Jawa Timur juga mendesak pencopotan kapolda Jatim dan kapolres Kabupaten Malang dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tragedi Kanjuruhan.

"Kapolri wajib mencopot kapolda Jatim dan kapolres Malang. Itu sebagai bentuk pertanggungjawaban pimpinan," ujar Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur KH Abdussalam Shohib, Minggu (2/10).

"PSSI juga wajib bertanggung jawab. Semua pengurusnya harus mundur. Itu sebagai bentuk penghormatan terhadap korban dan keluarganya," tambah Gus Salam.

Semoga imbauan NU Jawa Timur terdengar sampai ke telinga para pemangku kepentingan insiden ini, utamanya kepada Ketua PSSI Mochamad Iriawan dan Kapolda Jatim Nico Afinta.

(har)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER