Kesaksian-kesaksian Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan

CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2022 08:28 WIB
Berbagai kesaksian-kesaksian Aremania telah terungkap usai kejadian Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 jiwa.
Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) menewaskan 125 jiwa. (AFP)
Malang, CNN Indonesia --

Berbagai kesaksian-kesaksian Aremania telah terungkap usai kejadian Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang. Berikut kesaksian-kesaksian korban selamat dalam Tragedi Kanjuruhan.

Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10) telah menewaskan 125 orang. Tragedi ini menjadi perhatian di seluruh dunia karena menjadi kerusuhan sepak bola yang menelan korban jiwa terbesar ketiga dalam sejarah.

Sejumlah Aremania dan penonton pertandingan telah berkenan berbagi cerita pilu akan tragedi yang menelan ratusan korban jiwa itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu suporter Arema, Luki (24),tampak lesu kala harus mengingat kembali tragedi kelam.

"Terlalu kelam kalau diceritakan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (2/10) malam.

Kala itu, ia melihat banyak orang berusaha menyelamatkan diri usai aparat menembakkan gas air mata ke arah tribune penonton. Terutama, para penonton perempuan dan anak-anak.

Namun, kata Luki, upaya menyelamatkan diri dengan bergerak arah pintu keluar stadion justru membuat mereka berdesak-desakan, terjatuh, dan terinjak oleh suporter lainnya.

"Kan pada menyelamatkan diri, jadi di situ banyak yang jatuh, berdiri, keinjak lagi," ujarnya.

Bahkan Luki menceritakan salah satu rekannya sempat berupaya menyelamatkan seorang perempuan saat kericuhan terjadi. Namun, nahas, perempuan itu justru menjadi salah satu korban meninggal dalam insiden ini.

Ia juga mempertanyakan soal alasan penutupan pintu stadion. Padahal, lanjutnya, 15 menit sebelum pertandingan usai, pintu biasanya sudah dibuka.

"Logikanya kenapa harus ditutup, biasanya sebelum pertandingan selesai 15 menit itu sudah dibuka semua, jadinya kan pada berebut menyelamatkan diri," tuturnya.

[Gambas:Video CNN]

Tak hanya Luki, penonton lainnya bernama Ian juga ingin menangis jika mengingat kejadian mengerikan tersebut.

"Mau nangis rasanya kalau ingat kejadian itu," kata Ian.

"Waktu itu jumlah polisi yang berjaga banyak. Lebih banyak dari pertandingan biasanya. Mungkin karena pertandingan lawan Persebaya ya, jadi banyak polisinya. Semua lancar dari awal," ucap Ian menjelaskan.

Begitu pertandingan selesai, tak ada tanda-tanda akan ada kericuhan. Seperti biasa saat kalah, penonton mengumpat. Mereka memaki-maki pemain untuk meluapkan kekesalan.

Namun begitu sejumlah penonton di tribune selatan atau gate 7-8 masuk ke lapangan. Situasi mulai tidak kondusif. Polisi yang menghalau suporter kembali ke tribune mulai melakukan aksi kekerasan dengan memukul.

Penonton yang melihat ada tindak kekerasan, tersulut emosinya. Dalam situasi itu polisi menembakkan gas air mata. Menurut Ian tembakan awal di arahkan ke tribune selatan atau gate 7-8.

Banner live streaming MotoGP 2022

Suara dor, dor,dor, tanda gas air mata dimuntahkan pun bersahutan. Jumlahnya puluhan kali. Kontan asap membumbung dan beterbangan terbawa angin ke segala arah mengkontaminasi segenap ruang udara.

"Setelah tribune selatan tembakan menyusul ke timur. Itu tribune belakang gawang yang gate 14, 13, 12, 11. Kan banyak korban di situ. Itu yang buat panik. Gas air mata. Itu kan bikin perih dan sesak," kata Ian.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Selamat dari Maut karena Tak Jadi Masuk Stadion Kanjuruhan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER