ANALISIS

Bisakah PSSI Belajar dari Tragedi Kanjuruhan?

Juprianto Alexander | CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 07:08 WIB
Sepak bola Indonesia bukan saja tengah berduka tetapi juga tengah berada titik nadir pasca Tragedi Kanjuruhan pada akhir pekan lalu.
Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 125 orang tewas usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. (AP/Yudha Prabowo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sepak bola Indonesia bukan saja tengah berduka tetapi juga tengah berada titik nadir pasca Tragedi Kanjuruhan pada akhir pekan lalu.

Sebanyak 125 tewas dunia usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Ini menjadi angka kematian terbesar dalam sejarah kelam sepak bola Indonesia.

Tragedi Kanjuruhan ini juga masuk dalam peristiwa paling mematikan dalam sejarah sepak bola dunia. Nomor tiga terbesar mengacu jumlah korban tewas di dunia!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mirisnya jumlah kematian terbesar ini bukan karena perkara rusuh suporter. Ratusan suporter Arema atau Aremania meninggal dunia justru karena berdesak-desakan dan mengalami sesak napas.

Korban bahkan sampai terinjak-injak karena panik akibat tembakan gas air mata yang dilepaskan aparat keamanan ke arah tribune.

Salah satu saksi Tragedi Kanjuruhan, Eko Prianto bahkan menceritakan kondisi gate 13 stadion yang sudah seperti kuburan massal. Eko mengatakan banyak perempuan dan anak-anak yang tergeletak dengan posisi bertumpukan.

"Di gate 13 di situlah titik semacam kuburan massal teman-teman saya, Aremania. Aku enggak kuat mas," ucap Eko seraya tak kuasa menahan tangis.

Eko jelas bukan satu-satunya orang yang dilanda kesedihan mendalam. Pilu juga dirasakan orang tua dan sanak saudara yang harus kehilangan anggota keluarga mereka.

Kesedihan juga tentu dirasakan pencinta sepak bola tanah air. Bahkan sepak bola dunia pun ikut berduka mengetahui tragedi kelam di sepak bola Indonesia ini.

Satu pertanyaan besar pun muncul. Langkah apa yang akan dilakukan oleh stakeholder sepak bola di tanah air khususnya PSSI untuk memastikan peristiwa tragis serupa tidak akan terjadi lagi untuk selamanya di tanah air.

[Gambas:Video CNN]


Terutama terkait crowd control yang dilakukan oleh pihak keamanan. Bagaimana pihak keamanan menangani situasi terburuk sekalipun dengan cara sebaik mungkin. Tanpa menggunakan gas air mata.

Dan yang perlu juga menjadi perhatian serius terkait koordinasi antara penyelenggara dan pihak keamanan soal penanganan massa dalam pertandingan sepak bola.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>

Belajar dari Tragedi Hillsborough

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER