5 Kejanggalan Tragedi Kanjuruhan

CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 11:29 WIB
Berikut lima kejanggalan tragedi Kanjuruhan yang menyelubungi insiden kelam sepak bola Indonesia tersebut.
Pintu stadion yang tertutup menjadi salah satu kejanggalan di malam tragedi Kanjuruhan. (CNN Indonesia /Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sederet kejanggalan turut menyelubungi kelam di Stadion Kanjuruhan pada akhir pekan lalu yang menjadi duka bangsa. Berikut lima kejanggalan tragedi Kanjuruhan.

Pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya menjadi salah satu laga besar di Liga 1 pada pekan ke-11, selain Persib Bandung vs Persija.

Duel dua klub berjuluk Singo Edan dan Bajul Ijo berlangsung menarik di atas lapangan lantaran gol yang silih berganti tercipta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Silvio Rodrigues dan Leo Lelis membawa Persebaya unggul lebih dulu. Arema kemudian membalas melalui dua gol Abel Camara pada menit-menit akhir babak pertama. Kemudian gol Sho Yamamoto pada babak kedua menjadi pembeda.

Arema harus mengakui keunggulan Persebaya. Usai wasit Agus Fauzan Arifin meniup peluit panjang, beberapa suporter masuk ke area pertandingan. Mereka tampak mendekati pemain-pemain Arema, sementara pemain-pemain Persebaya sudah masuk ruang ganti.

Menyusul kemudian fans dalam jumlah banyak turut masuk ke lapangan. Setelah itu tragedi memilukan itu terjadi.

Berikut 5 kejanggalan dalam tragedi Kanjuruhan:

1. Gas Air Mata

FIFA dalam regulasi soal keamanan dan keselamatan di stadion telah memasukkan gas air mata sebagai barang haram di tempat pertandingan. Sementara PSSI menyebut senjata api atau 'senjata pengurai massa' tidak boleh dibawa atau digunakan.

Terlepas dari aturan FIFA dan PSSI tersebut, gas air mata ternyata begitu terasa di Stadion Kanjuruhan.

"Waktu itu pas saya balik dari ruang konferensi pers ke ruang ganti saya mulai terasa matanya sudah mulai perih, langsung saya sadar kalau ini adalah bom, lupa saya namanya, air mata, bom air mata."

"Dan di situ saya masuk dari, jalan dari ruangan konferensi pers ke ruang ganti dan di situ di lorong itu sudah mulai masuk banyak orang, gendong-gendong orang yang lain dan teriak-teriak untuk minta bantuan," aku pelatih Arema FC Javier Roca dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV.

Penggunaan gas air mata juga diakui Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afianta. Jenderal bintang dua itu menjelaskan polisi menembakkan gas air mata karena para pendukung Arema tak puas dan turun ke lapangan. Polisi menganggap aksi mereka membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial. Senada dengan Nico, Menkopolhukam Mahfud MD juga menyebut penggunaan gas air mata diarahkan ke penonton.

Banner Testimoni

2. Pintu Stadion Tertutup

Di tengah kepanikan melanda lantaran gas air mata dan kebutuhan mencari udara segar. Orang-orang berupaya keluar dari Stadion Kanjuruhan. Alih-alih bisa pulang, ada yang terperangkap dalam kerumunan karena pintu terkunci.

Sementara Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo juga menyebut pintu keluar Stadion Kanjuruhan hanya berkapasitas dua orang sehingga banyak penonton berdesakan dan terhimpit.

Komisioner Komnas Ham Muhammad Choirul Anam menjelaskan hanya ada dua peintu yang terbuka dari 14 pintu saat insiden terjadi.

Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto mengatakan belum diketahui secara pasti siapa yang menutup pintu tersebut. Sementara, berdasarkan keterangan yang didapat oleh pihaknya, Kapolres Malang tidak memerintahkan penutupan pintu tersebut.

Dari sisi penonton, salah satu suporter Arema mempertanyakan ada pintu-pintu yang ditutup. Padahal biasanya ketika pertandingan menjelang menit akhir pintu stadion sudah dibuka.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>

Penonton Membludak di Malam Hari sampai Temuan Miras

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER