Kapten Persebaya Surabaya Muhammad Alwi Slamat berharap Tragedi Kanjuruhan menjadi bencana paling kelam terakhir dalam sepak bola Indonesia. Alwi Slamat ingin melihat Aremania dan Bonek bisa akur dan menyaksikan bola bersama-sama.
"Semoga nanti kedua suporter ke depannya juga bisa nonton bola bareng, meskipun itu main di Surabaya atau di Malang. Semoga bisa bersahabat, jangan jadi musuh," kata Alwi.
Selama ini ada jurang berupa rivalitas Arema dan Persebaya yang memisahkan Aremania dan Bonek. Hubungan tak akur dua suporter itu membuat laga Arema dan Persebaya menjadi salah satu pertandingan yang diantisipasi pihak keamanan dan operator liga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiap kali Arema menggelar pertandingan hampir dipastikan tak ada Bonek yang bertandang. Begitu pula sebaliknya, ketika Persebaya menjadi tuan rumah, tak ada Aremania yang menemani klub kebanggaannya berlaga.
Pelatih Persebaya Aji Santoso berharap tragedi Kanjuruhan menjadi titik balik untuk membuat suporter-suporter di Indonesia menjadi akur.
"Betapa indahnya kalau kedua suporter dari Persebaya dan Arema itu bersatu," dikutip dari rilis klub asal ibu kota Jawa Timur itu.
Sebelumnya pelatih dan pemain Persebaya mengikuti doa bersama sebagai tanda kemanusiaan atas tragedi Kanjuruhan di Balai Kota Surabaya pada Selasa (4/10) malam bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji dengan jajaran DPRD Surabaya, Forkopimda, ulama, kiai, ribuan suporter dan masyarakat serta komunitas lainnya.
Eri Cahyadi berpesan kepada seluruh suporter yang hadir di dalam doa bersama, agar turut mendoakan seluruh korban dan keluarga yang ditinggalkan.
"Suporter kita lebih mengutamakan nyawa dari pada sebuah bola dan kemenangan. Apalah arti dari sebuah kemenangan kalau ada korban jiwa dari saudara-saudara kita. Tunjukkan kalau kita semua adalah bersaudara bagi seluruh suporter di seluruh Indonesia. Saya yakin Persebaya akan semakin jaya dengan doanya para suporter kita," ucap Eri.
(nva/har)