Tak jelasnya nasib kompetisi membuat klub-klub peserta liga akan menjerit. Pasalnya mereka harus terus menanggung biaya latihan tim beserta dengan gaji sesuai dengan kontrak.
Pada saat yang sama, selama kompetisi tak bergulir, rekanan atau sponsor tak bisa mencairkan hasil kerja sama. Ini sama artinya membuat kas klub terus mengalir, sedangkan pemasukan tak bertambah.
Saat ini mayoritas klub Liga 1 2022/2023 telah kembali menggelar latihan. Ini sebagai siasat agar kondisi pemain tidak menurun saat ada pengumuman liga digulirkan kembali. Meliburkan pemain sama juga mengambil risiko besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risikonya kebugaran dan stamina pemain menurun. Itu artinya tim akan memulai dari nol lagi untuk kelanjutan kompetisi. Ini yang berbahaya bagi peserta liga. Bagi tim papan atas ada potensi menurun, untuk tim papan bawah ancaman degradasi.
Namun latihan tanpa pertandingan sama juga bohong. Untuk apa pemain berlatih setiap hari, tetapi kapan kelanjutan kompetisi akan digelar masih samar. Kerugian besar dari kisah pandemi Covid-19 pada 2020 jadi bukti nyata.
Ketika itu, yakni pada awal Covid-19 melanda pada Maret 2020, kompetisi ditunda. Nyatanya kompetisi tak berlangsung dalam durasi panjang. Ada klub yang meliburkan, ada yang terus berlatih seperti Persebaya.
![]() |
Akhirnya, setelah dinanti berbulan-bulan, PSSI memutuskan menghentikan kompetisi musim 2020. Ini membuat lega sekaligus membuat kerugian besar sebab biaya yang dikeluarkan selama masa penantian sudah menyulitkan kas klub.
Hal sama tentu tak ingin dirasakan klub. Bagi mereka yang terpenting saat ini adalah kepastian kapan kompetisi akan bergulir. Soalnya ini terkait dengan kontrak, sponsorship, dan juga program jangka panjang tim.
Itu bagi klub Liga 1, bagi klub Liga 2 dan Liga 3 lebih pelik lagi. Keuangan mereka tidak sebaik klub Liga 1 sehingga tidak adanya kepastian liga membuat mereka main aman. Tim diliburkan sementara hingga batas waktu.
Harapan dan asa promosi atau terhindar dari degradasi yang mungkin telah dirancang, harus ditimbang ulang. Sikap realistis harus diambil agar tidak berdampak buruk, yaitu membuat utang klub makin meluber.
Karenanya pemerintah selayaknya bisa memberi kepastian kapan tenggat akhir kompetisi akan dimulai. PSSI sebagai pihak yang paling disorot saat ini, sewajarnya pula menjamin ada kepastian dalam waktu dekat.