Akhir-akhir ini Cristiano Ronaldo suka marah-marah. Lelaki 37 tahun seperti sedang mengalami masa yang disebut Intermittent Explosive Disorder.
Ini adalah kegagalan dalam mengontrol rasa marah. Ronaldo marah pada Manchester United, dongkol pada Erik Ten Hag, sebal ke pemain muda tak berdedikasi, juga emosi pada lawan tanding. Uring-uringan.
Terakhir Ronaldo emosi saat diminta pemain Korea Selatan buru-buru keluar lapangan saat diganti. Gestur kapten Portugal ini sampai membuat sang pelatih, Fernando Santos, tak senang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Santos, disebut beberapa media Eropa, sampai berpikir mencadangkan Ronaldo untuk melawan Swiss. Namun ini bisa membuat ruang ganti Portugal menghangat, sebab Ronaldo sudah lama jadi simbol tim.
Dalam tiga laga Piala Dunia 2022, bisa dibilang penampilan Ronaldo biasa-biasa saja. Ronaldo punya delapan peluang mencetak gol, tetapi tak ada yang klinis. Ketajamannya tinggal penalti.
Sudah begitu, Ronaldo disibukkan isu transfer. Meski tak terlibat secara langsung, karena ada agensi yang menangani, sedikit banyak sikap dan keputusannya jadi acuan pengambilan keputusan.
![]() |
Pada Senin (5/12) misalnya, media sepak bola terkemuka Spanyol menyebut Ronaldo akan menandatangani kontrak dari klub Arab Saudi Al Nassr. Prosesi tersebut diklaim akan terjadi pada 1 Januari 2022.
Disebutkan sejumlah media, Al Nassr telah menyetujui permintaan bayaran sebesar 200 juta euro atau setara Rp3,2 triliun per tahun Ronaldo. Jika benar, fakta-fakta ini tentu atas kesepakatannya.
Namun Portugal bukan hanya Ronaldo. Ada Joao Cancelo yang performanya matang dan Bruno Fernandez yang makin menyihir. Portugal tetaplah tim tangguh yang punya banyak senjata mematikan.
Apakah pertandingan melawan Swiss akan menjadi dansa terakhir Ronaldo di Piala Dunia? Itu yang diinginkan Swiss. Memberi panggung 'kesatria' pada Ronaldo adalah sebuah kehormatan.
Dalam tradisi di Swiss, juga di banyak negara, memberi cokelat adalah tanda perpisahan yang manis. Dan, Swiss ingin memberi cokelat istimewa itu kepada Ronaldo di Piala Dunia edisi terakhirnya.
Cokelat yang tentu bakal tetap terasa pahit untuk sang megabintang karena impiannya untuk jadi juara Piala Dunia kembali terbang.