Chelsea dihadapkan misi mustahil saat bersua Real Madrid pada leg kedua perempat final Liga Champions di Stamford Bridge, London, Rabu (19/4) dini hari WIB.
Chelsea harus membalikkan keadaan usai takluk 0-2 di pertemuan pertama. Sejatinya mengejar defisit dua gol bukan sebuah hal yang mustahil buat tim besar yang bermain di kandang.
Chelsea punya rekam jejak melakukan comeback di pentas paling elite Eropa ini. Opta mencatat The Blues telah lima kali melakukannya di Liga Champions.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Comeback terakhir yang dibuat Chelsea terjadi di babak 16 besar lalu. Chelsea menyingkirkan Borussia Dortmund dengan agregat 2-1 setelah takluk 0-1 di leg pertama.
Persoalannya Madrid jelas bukan Dortmund yang mudah untuk dilumat. Madrid merupakan tim tersukses di Liga Champions dengan koleksi 14 gelar.
Selain faktor lawan yang dihadapi, persoalan sangat pelik tengah dialami tuan rumah. Chelsea saat ini sedang tampil bak tim semenjana.
Bisa tampil bagus dalam sebuah pertandingan di musim ini buat Chelsea adalah barang mahal. Peruntungan tim London Barat pun tidak lantas berubah usai berganti nakhoda dari Graham Potter ke caretaker Frank Lampard.
Bukan hanya kekalahan dari Madrid yang jadi acuan buruknya performa Chelsea. Chelsea bahkan kalah 1-2 dari Brighton & Hove Albion di kandang pada pekan ke-31 Liga Inggris.
Chelsea bermain di hadapan publik sendiri tetapi malah bermain layaknya melakoni laga tandang. Chelsea bermain minim antusiasme dan gairah di Stamford Bridge.
Chelsea justru didominasi Brighton. Chelsea kalah penguasaan bola dan inferior dalam melepaskan tembakan yang mengancam gawang lawan.
Berkaca pada penampilan melawan Brighton, sebuah hal yang teramat sulit buat Lampard untuk bisa mengubah performa timnya jadi lebih baik hanya dalam hitungan hari.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>