Frank Lampard sah-sah saja meminta para pemainnya bereaksi setelah menelan tiga kekalahan beruntun sejak ia berstatus caretaker.
Hanya saja bisa membuat keajaiban di Stamford Bridge jadi misi yang berlebihan. Chelsea mengacu kondisi saat ini bukan tim berada di posisi sepadan dengan Madrid.
Chelsea sebenarnya punya individu-individu yang bisa menjadi penentu dalam sebuah pertandingan. Sialnya mereka di lapangan hanya kumpulan individu-individu yang tidak bermain sebagai sebuah tim yang padu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemain-pemain seperti Joao Felix, Kai Havertz, Raheem Sterling, atau pun Reece James tidak punya chemistry yang baik di lapangan. Belum lagi faktor Lampard yang dari segi kemampuan meracik strategi memang diragukan.
Hal ini semakin jelas menggambarkan kondisi internal Chelsea yang tidak baik-baik saja. Persoalan Chelsea lebih pelik dari sekadar kemauan untuk bermain optimal dan mental pemain yang bermasalah.
Beragam persoalan ini yang membuat misi comeback di laga kedua bisa dipastikan sulit diwujudkan. Chelsea bahkan justru harus diwanti-wanti agar tidak kaget jika kembali kalah di kandang sendiri.
Madrid sudah tentu tim yang lebih dari sekadar mampu untuk mengalahkan Chelsea. Apalagi dengan kondisi The Blues yang kini tengah compang-camping.
Los Merengues juga akan datang dengan kekuatan terbaik di laga nanti. Itu berarti pelatih Carlo Ancelotti akan leluasa untuk meracik strategi demi kembali mengamankan kemenangan di laga nanti.
Madrid juga bakal tampil all out di markas Chelsea. Madrid lebih semangat memburu gelar ke-15 di Liga Champions karena kans meraih gelar Liga Spanyol terbilang berliku.
Tim ibu kota Spanyol itu berjarak 11 poin dari sang rival Barcelona yang menempati puncak klasemen. Berkaca pada situasi ini maka Chelsea siap-siap angkat koper di babak perempat final Liga Champions.