Siapa yang Bikin Jalur Panjat Tebing?
Route setter atau biasa dikenal sebagai pembuat jalur panjat tebing jadi elemen yang tidak terpisahkan dalam pembinaan dan juga prestasi panjat tebing Indonesia.
Umumnya route setter ini merancang jalur pertandingan panjat tebing untuk nomor lead dan boulder. Jalur ini bisa berubah-ubah di setiap turnamen, di samping ada perubahan point pegangan panjat.
Sementara untuk jalur speed, atau yang biasa dikenal dengan rute speed world record, sudah 'dipatenkan' atau tidak berubah sejak ditetapkan Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC) pada 2007.
Untuk bisa menjadi route setter, seseorang harus mahir memanjat. Pasalnya, seorang pembuat jalur juga dituntut bisa mencoba 'karya seni' yang dibuatnya.
Tentu saja seorang route setter harus memiliki lisensi sertifikasi.
Di Indonesia sertifikasi lisensi route setter terbagi dua: C2 untuk level provinsi dan C1 untuk tingkat nasional. Setelah itu route setter bisa meningkatkan lisensi sertifikasi menjadi kontinental (tingkat benua) hingga internasional (level dunia).
Bentuk jalur panjat tebing pada nomor lead dan boulder adalah gambaran imajinasi seorang route setter dengan segala perhitungan yang matang yang 'ditumpahkan' di papan panjat.
Perhitungan ini merupakan kombinasi beragam antara tingkat kesulitan dengan kualitas peserta kompetisi panjat tebing. Sebelum memanjat, route setter harus mengetahui kemampuan atau kualitas memanjat pesertanya. Dengan tujuan jalur yang disediakan bisa menyeleksi pemanjat potensial.
"Di panjat tebing itu ada istilahnya dead point. Jadi banyak orang yang jatuh pada titik yang sama, sehingga menyulitkan penjurian, karena banyak peserta jatuh di tempat yang sama," ujar Ronald Mamarimbing, route setter Indonesia pemegang lisensi kontinental.
Kehebatan seorang route setter akan diuji tidak saja dalam membuat jalur yang sulit dan unik, namun juga memperhitungkan seberapa banyak pemanjat bisa melewati jalur tersebut. Karena itu jalur dari seorang route setter yang bagus pantang memiliki dead point.
Ronald, yang juga pelatih tim lead di Puslatda Panjat Tebing Jawa Timur, menuturkan membuat jalur yang baik itu gampang-gampang susah. Utamanya, penyelenggara kejuaraan bisa menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai standar route setter.
Bagaimana pun, kompetisi merupakan salah satu media melahirkan atlet-atlet potensial, di luar latihan rutin. Khusus untuk nomor lead dan boulder, kejuaraan punya peran yang lebih penting ketimbang nomor speed.
Sebagaimana diketahui, lead dan boulder memiliki tantangan yang lebih kompleks dibanding speed. Untuk lead dan boulder, tidak cukup dengan latihan, tapi juga harus mengikuti perkembangan jalur, termasuk bentuk point pegangan panjat di luar negeri.
Karena itulah route setter yang bagus dibutuhkan dalam membuat jalur di setiap level kompetisi di Indonesia.