TESTIMONI

Oscar Aravena, Eks Top Skor Liga Kembali Subur Usai Mandi di Gunung

Oscar Aravena | CNN Indonesia
Rabu, 08 Nov 2023 19:02 WIB
Oscar Aravena bercerita momentum jadi Top Skor Liga Indonesia dan menyesal tolak dinaturalisasi jadi WNI.
Oscar Aravena saat jadi pelatih tim usia muda di Bali. (Arsip Istimewa)

Selain momen menyenangkan, ada juga momen yang menyedihkan di Indonesia. Yaitu ketika saya terkena hukuman larangan bermain seumur hidup di Indonesia karena saya main di Liga Primer Indonesia (IPL) bersama Bali Devata.

IPL waktu itu dianggap kompetisi ilegal oleh PSSI, makanya semua pemain yang main di sana dihukum. Tapi saya bersyukur karena Pak Andi Darussalam bantu saya di PSSI sehingga hukuman saya berkurang menjadi hanya tujuh bulan skorsing. Setelah itu saya main di Barito Putera. Saya bantu Barito juara Divisi 1 untuk promosi ke Divisi Utama.

Nah, waktu jadi Top Skor Liga Indonesia 2003 itu saya juga sempat ditawari jadi Warga Negara Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi saya menolak karena saya merasa masih muda. Umur saya masih 24 tahun dan berpikir saya akan punya karier bagus terus.

Saya akhirnya menyesal karena menolak jadi WNI. Padahal kalau waktu itu diterima saya bisa main di Timnas Indonesia, saya juga bisa main lama di Indonesia seperti El Loco.

Tapi saya punya anak yang lahir di Jakarta tahun 2006 namanya Josefa Aravena. Dia sekarang atlet Voli yang sudah masuk di Universitas di Chile. Tingginya hampir dua meter.

Sekarang dia berusia 17 tahun. Nanti dia bisa pilih jadi WNI, karena memang dia suka Indonesia. Dia juga pernah tinggal di Indonesia. Dia baru pindah dari Indonesia ke Chile saat dia umur 13 tahun. Jadi baru empat tahun di Chile. Saya sangat senang dan mendukung jika anak saya mau pilih jadi WNI dan bela Timnas Voli Indonesia.

Keluarga kami cinta Indonesia. Waktu di PSM saya juga berjanji akan balas budi kepada Indonesia yaitu saya akan melatih anak-anak Indonesia agar menjadi pemain bola yang bagus. Saya akan senang jika melihat anak-anak didik saya bisa memperkuat Timnas Indonesia.


Saya bersyukur karena saat ini saya melatih GFA Celuk di Bali. Saya tidak mau langsung ke atas menjadi pelatih Liga 1. Saya mau mulai dari bawah dulu. Saya mau kembalikan semua yang diberikan Indonesia kepada saya. Waktu saya jadi Top Skor saya janji sama Tuhan, 'kalau saya top skor saya latih anak-anak kecil supaya nanti bisa main di liga'.

Saya cinta Indonesia, makanya saya pilih latih anak kecil Indonesia. Saya kasih pengalaman yang saya punya. Saya kasih tahu mereka tentang disiplin supaya bisa jadi pemain profesional.

Saya sekarang sudah punya lisensi A Amerika Latin. Tapi saya tidak mau buru-buru. Saya mau sama anak-anak dulu dalam dua, tiga, atau lima tahun baru saya ke atas (ke Liga 1). Saya punya proyek di sini untuk melatih U-12, U-13, U-14, U-15, dan U-17. Saya akan selesaikan pekerjaan saya dulu. Saya mau nanti jadi pelatih di Liga 1, tapi nanti delapan atau 10 tahun lagi.

Oscar AravenaOscar Aravena (kiri) saat bersama Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri. (Arsip Istimewa)

Sekarang Indonesia akan tampil di Piala Dunia U-17 2023, saya lihat pemain Indonesia seperti tim baru dibikin. Memang mereka punya fisik untuk bisa main dalam intensitas tingkat tinggi. Tapi ini Piala Dunia, jika dibanding timnas dari negara lain seperti Amerika Latin atau Eropa mereka sudah lama bersama sekitar empat tahunan.

Tetapi, mudah-mudahan Timnas Indonesia bisa lolos dari grup dan masuk delapan besar. Karena Indonesia jadi tuan rumah akan dapat dukungan suporter yang bisa buat anak-anak U-17 main maksimal.

Pesan saya, pemain Timnas Indonesia U-17 harus main maksimal, fokus, disiplin, dan sabar jangan buru-buru.



(rhr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER