ANALISIS

Irak vs Indonesia: Garuda Berharap Magis Shin Tae Yong

Surya Sumirat | CNN Indonesia
Kamis, 16 Nov 2023 08:00 WIB
Timnas Indonesia berharap keajaiban muncul saat lawan Irak dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Internasional Basra, Kamis (16/11).
Akurasi tembakan Ramadhan Sananta dan striker Indonesia lain sangat dituntut saat lawan Irak. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)

Salah satu masalah yang dihadapi Timnas Indonesia jelang lawan Irak adalah kelelahan yang bisa mengancam menurunnya stamina pemain di pertengahan pertandingan.

Rombongan Indonesia tidak kompak tiba bersama-sama di Irak pada Minggu (12/11). Tim tamu datang ke orang dalam tiga kloter: Minggu, Senin (13/11), dan Selasa (14/11).

Setelah kloter besar datang pada akhir pekan, lima pemain dalam kloter kedua menyusul: Elkan Baggott, Sandy Walsh, Nadeo Argawinata, Pratama Arhan, dan Adam Alis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan kloter ketiga atau terakhir Skuad Garuda diisi Asnawi Mangkualam, Shayne Pattynama, dan Rafael Struick.

Perjalanan jauh selama belasan jam menjadi tantangan tersendiri untuk Marc Klok dan kawan-kawan. Rombongan pertama bisa memiliki kondisi lebih bagus lantaran punya waktu pemulihan selama empat hari.

Sedangkan kloter kedua hanya tiga hari. Pemain yang datang dengan kloter terakhir punya waktu istirahat dan persiapan yang lebih minim. Kurang dari tiga haris termasuk dengan hari pertandingan.

Dikutip dari situs PSSI, Asnawi sampai harus melalui 26 jam perjalanan dari Korea Selatan menuju Irak. Ditambah lagi dengan Asnawi berangkat setelah melakoni pertandingan sengit Liga Korea bersama Jeonnam Dragons.

Melihat kondisi ini, Indonesia patut menghindari permainan bertahan, karena bisa membuat celah bagi Irak dalam melancarkan serangan intensif.

Shin Tae Yong pasti akan meminta pemainnya bermain efektif. Tidak membuang waktu dan tenaga namun tepat sasaran.

Kejelian dan kecermatan pemain Indonesia dalam melakukan operan sangat dituntut pada situasi ini. Salah oper bakal membuat rekan satu tim bekerja keras mengejar bola.

Dalam transisi dari bertahan ke menyerang, membuka ruang yang tepat juga jadi tuntutan lain dari Shin Tae Yong. Membuka ruang yang tepat akan membuat Indonesia menguasai bola lebih lama, sehingga mencegah tenaga cepat terkuras.

Setelah Indonesia bisa bertahan dan menyerang denga efektif, faktor terakhir yang menjadi penentu adalah reaksi para penyerang.

Akurasi tembakan M Ramadhan Sananta, Dendy Sulistyawan, Rafael Struick, hingga Dimas Drajad sangat diharapkan.

Ancaman-ancaman ke gawang Irak tidak saja bisa menurunkan mental lawan, namun juga minimal menahan pergerakan tuan rumah di area penalti sendiri apabila Indonesia mendapatkan sepak pojok.

Dalam enam pertandingan terakhir, Irak kebobolan sembilan gol. Sebanyak enam di antaranya terjadi di babak kedua.

Itu artinya Irak kerap lengah pada babak kedua. Indonesia bisa memanfaatkan hal tersebut dengan melakukan serangan balik cepat.

Meski demikian Indonesia juga patut waspada, sebanyak empat dari enam gol Irak dalam enam pertandingan terakhir tercipta pada babak kedua.

Di babak kedua, Irak lebih banyak mencetak gol, tetapi juga lebih banyak kebobolan. Situasi itu perlu dicermati Indonesia untuk tidak kehabisan tenaga di babak kedua yang bisa membuat tim asuhan Shin Tae Yong ini dibobol Irak.



(rhr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER