Marcus Gideon Blak-blakan Soal Biaya Operasi dan Dua Tindakan

CNN Indonesia
Senin, 11 Mar 2024 13:00 WIB
Marcus Fernaldi Gideon menjelaskan sumber dana biaya operasi dan alasan melakukan dua tindakan di waktu berbeda. (CNN Indonesia/Dhio Faiz)
Bogor, CNN Indonesia --

Mantan atlet pelatnas PBSI Marcus Fernaldi Gideon menerangkan soal operasi yang dijalani, mulai dari pembiayaan sampai alasan hingga harus menjalani dua kali tindakan.

Mantan pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo tersebut menyatakan pensiun pada Sabtu (9/3). Salah satu faktor besar yang dikemukakan mengenai latar belakang keputusan gantung raket adalah cedera kaki.

Marcus mengalami cedera pada kedua kaki dan harus dioperasi dua kali secara bergantian dengan jarak beberapa waktu. Yang pertama adalah operasi tumit kaki kiri pada 2022. Sementara yang kedua adalah operasi tumit kaki kanan pada pertengahan 2023.

"Dalam pembiayaan memang dibantu oleh PBSI. Yang pertama. Yang kedua juga dibantu sih. Saya berterima kasih juga dengan PBSI, Pak Fadil terutama ya, saya kan sering diskusi sama beliau ya," jelas Marcus dalam konferensi pers mengenai keputusan pensiun di Bogor, Minggu (10/3).

Mengenai alasan mengapa tidak langsung sekali dioperasi, Marcus menerangkan tindakan dilakukan dua kali demi menjaga kans berlaga di arena badminton.

"Dan kenapa enggak langsung dua-duanya? Dulu pernah ada [opsi operasi sekaligus] dua-duanya, tapi kata dokternya kalau langsung dua-duanya, setahun pasti enggak bisa main. Enggak ada bantuan topangan. 'Coba dulu yang lebih parah dulu, siapa tahu yang kanan enggak perlu dioperasi', dia bilang gitu."

"Dan akhirnya tapi yang kanan sakit juga dan balik ke dokter yang sama. Ya dari sananya enggak mau operasi dua-duanya. Saya udah bilang langsung aja. Dia bilang jangan nanti kamu enggak bisa jalan setahun, enggak bisa main itu pasti karena recovery-nya lebih lama karena enggak ada bantuan support dari sebelahnya," papar Marcus.

Setelah menjalani dua operasi tersebut, Marcus merasa perubahan performa. Saat bermain, terutama saat melompat, pria 33 tahun itu merasakan sesuatu yang berbeda.

"Efek ada pasti. Kayaknya 10-20 persen agak turun pasti. Ngilu tuh tetap ada. Lagi main tuh 'nyuuut - hilang'. Jadinya kayak jumping-nya juga belum tentu bisa kayak yang dulu langsung kiri-kanannya. Ada tetap. Ada ngilu kadang bengkak sedikit," terangnya.

(dhf/nva)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK