2. Pembatasan Sponsor
An Se Young juga mempermasalahkan aturan kerja sama sponsor yang disebutnya merugikan atlet.
"Saya rasa mestinya saya bisa mendapat kompensasi finansial yang cukup dari bulutangkis meskipun tidak datang dari iklan. Saya harap mereka tidak melarang kontrak personal atlet dengan sponsor. Mereka harus membukanya lebar-lebar. Hal ini dapat jadi motivasi atlet tanpa diskriminasi," kata An Se Young yang kini mendapat kontrak sponsor dari Samsung Life Insurance.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, An Se Yong juga mengkritik aturan BKA soal batasan gaji atlet. Federasi Korea diklaim membatasi gaji tahunan atlet hingga persentasi kenaikan gaji.
Berbagai tunjangan seperti uang hadiah kemenangan di kejuaraan bisa diberikan terpisah dari gaji tahunan. Namun, pendapatan iklan sudah termasuk dalam bonus pertandingan dan gaji tahunan atlet.
Dilaporkan bahwa An Se Yong mendapatkan gaji tahunan sebesar 50 juta won pada 2021 atau tahun pertamanya gabung dengan pelatnas BKA. Kenaikan gaji hanya senilai tujuh persen setiap tahun hingga tahun ketiga.
3. Senioritas di Pelatnas Badminton Korea
Hal lain yang makin memperburuk posisi BKA adalah publikasi media Korea soal perlakukan yang didapat An Se Young.
Seperti dilansir dari MK, An Se Young dilaporkan mendapat perlakuan yang tidak baik selama berada di tempat pemusatan latihan nasional.
"An Se Young peraih medali emas tunggal putri bulutangkis Olimpiade Paris 2024 telah mengalami cedera lutut dan menderita karena kebiasaan buruk di dunia olahraga seperti membersihkan kamar beberapa senior hingga mencuci baju selama tujuh tahun di tim nasional," tulis laporan MK.
Media Korea lain, MT, mengungkap kasus senioritas tersebut ke BKA, namun tak mendapat respons positif.
"Orang tua An Se Young pernah bertemu dengan asosiasi [BKA] dan meminta agar masalah keseharian di tim diperbaiki. Namun para pelatih timnas menjawab mereka tidak bisa langsung menyelesaikan masalah ini dan akan memperbaikinya secara bertahap," tulis MT.
(nva/har)