Ketua NOC Korea Selatan Lee Ki Heung mengaku bertemu secara diam-diam dengan atlet bulutangkis An Se Young untuk mendengarkan keluhannya soal tata kelola badminton di Korea.
Usai meraih medali emas Olimpiade 2024, An Se Young memaparkan tiga masalah di pelatnas badminton Korea Selatan mulai penanganan cedera, senioritas, hingga pembatasan sponsor.
"Saya mencoba untuk bertemu secara diam-diam dengan An Se Young dan mendengarkannya dalam lingkungan yang nyaman, memperbaiki area apa pun, dan mengambil tindakan yang tepat terhadap para pejabat. Namun, karena Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata sudah memulai penyelidikan, kami berencana melakukan perbaikan ketika hasilnya keluar," kata Lee Ki Heung dikutip dari News Nate.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Lee juga menjelaskan soal pembatasan nilai kontrak pemain dan masalah sponsor seperti yang dikeluhkan An Se Young, ia mengatakan para pemain tentu harus mendapat keuntungan yang baik.
"Memaksimalkan keuntungan para pemain adalah hal yang baik, tetapi jika perubahan dilakukan terlalu tiba-tiba, mungkin ada masalah pada anggaran," ucap Lee.
"Karena ada perubahan pada anggaran atau dana nasional, maka kita perlu mendiskusikannya dengan baik. Karena persoalan pembinaan pemain junior generasi penerus ada kaitannya dengan hal ini, maka harus kami tangani dengan bijak," ujar Lee menambahkan.
Pengungkapan An Se Young mengenai penanganan cedera yang buruk menguak sejumlah fakta soal borok Asosiasi Badminton Korea (BKA). Hal itu diungkapkan An Se Young usai meraih medali emas Olimpiade 2024.
"Cedera saya lebih serius dari yang saya bayangkan, dan tidak bisa diungkapkan, kemudian saya terlalu berpuas diri. Saya kecewa dengan tim nasional kami [BKA]," kata An Se Young.