Pertamina Diminta Percepat Produksi BBM Euro 4

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Rabu, 31 Agu 2016 07:11 WIB
Percepatan penggunaan Euro 4, selain berdampak pada akselerasi produksi industri otomotif nasional, juga akan berdampak pada emisi gas buang yang lebih rendah
Seorang petugas bersiap-siap menguji emisi sebuah truk di halaman Balaikota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (25/4). (CNNIndonesia/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melalui Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan MR Karliansyah, meminta Pertamina segera memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dengan standarisasi Euro 4.

Percepatan penggunaan Euro 4, selain berdampak pada akselerasi produksi industri otomotif nasional, juga akan berdampak pada emisi gas buang yang lebih rendah. Saat ini Indonesia masih menggunakan bahan bakar dengan standar Euro 2 dengan emisi 350 PPM, sedangkan penggunaan Euro 4 mampu memangkas emisi tujuh kali lebih rendah atau sekitar 50 PPM.

"350 PPM itu kan sangat besar pencemarannya. Dari hasil survei kementerian LHK, kami mengusulkan percepatan Euro 4, karena ini berdampak sangat besar khususnya di sisi kami soal lingkungan," kata Karliansyah kepada CNNIndonesia.com, Selasa (30/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk itu, setidaknya dari sekarang Kementerian LHK meminta Pertamina secara bertahap menyediakan Euro 4 sebelum semua kendaraan beralih ke Euro 4. Penyesuaian itu mesti dilakukan dari sekarang agar transisi tidak terlalu sulit.

"Dari survei di kota besar, pemerintah mengeluarkan Rp37,5 triliun untuk biaya pengobatan akibat pencemaran udara. Dan yang pakai Euro 2 itu hanya tinggal Vietnam dan Indonesia saja," ungkapnya.

Pertamina, kata Karliansyah, untuk sementara direkomendasikan agar segera melakukan impor BBM Euro 4 untuk kebutuhan transportasi dan perkembangan dunia otomotif. Pasalnya, kepada Kementerian yang dipimpin Menteri Siti Nurbaya Bakar ini, Pertamina mengaku paling cepat bisa memproduksi di 2021.


"Kalau dari LHK kan yang penting pencemaran berkurang, soal kapan bisa diaplikasian Euro 4? Kami minta secepatnya."

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tampaknya setuju dengan opsi impor bahan bakar minyak dengan standarisasi Euro 4 untuk kebutuhan otomotif dalam negeri. Hal itu dilakukan kerena pemerintah melalui Pertamina tidak memiliki kilang yang mampu memproduksi BBM di level Euro 4.

"Kemungkinan besar impor, padahal ini seharusnya sudah dipikirkan dari jauh-jauh hari. Kami tengah membicarakan soal Euro 4 ini dengan pemerintah secara intensif," kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi kepada CNNIndonesia.com, Senin (29/8).


Kekalahan Indonesia atas produksi kendaraan berstandar Euro 2 sangat mempengaruhi jumlah ekspor kendaraan, lantaran sedikitnya negara yang masih berstandar Euro 2. Indonesia terpaksa membuat dua lini produksi kendaraan, yaitu Euro 2 untuk produksi domestik dan Euro 4 untuk ekspor.

"Itu memberatkan mereka para produsen otomotif." (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER