Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen otomotif dunia saat ini tengah memutar otak, sejak mencuatnya teknologi listrik yang disematkan ke dalam kendaraan roda empat.
Apalagi saat ini China resmi memulai dengan meluncurkan supercar bertenaga listrik di pasaran. Tidak heran, beberapa merek mobil membuka penawaran terhadap hasil produksi kendaraan berbasis listrik.
Semisal, raksasa pabrik otomotif VW Group yang sudah mengembangkan komponen listrik pada mobil. VW Group juga sudah memamerkan Porsche Mission E, sebagai salah satu mobil listrik pertama mereka. Mobil tersebut ialah sedan listrik empat pintu dengan standar baru yang akan menyaingi banyak mobil sport.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produsen elite
supercar, terlihat memiliki masalah terhadap permintaan krusial dari faktor lingkungan yang lebih besar di mobil mereka.
Di antara produsen kendaraan elite supercar, Ferrari dan McLaren yang memiliki elektrifikasi unggulan. Pabrikan asal Inggris dan Italia itu mengakui telah bekerja untuk kendaraan super bertenaga listrik.
Patut diakui, produsen elite tersebut memiliki nama dan sejarah, serta melindungi reputasi yang ada.
Menariknya, itu berbeda dengan pabrikan asal China, NextEV. Meski menjadi pesaing para nama besar dan perusahaan senilai ratusan juta dolar, produsen NIO EV9 itu tak akan merugi.
NextEV berkeyakinan, kemenangan dalam memikat hati pelanggan dinilai lebih dari sekedar uang.
Sebagaimana uji kemudi NextEV, TechRules dan ArcFox di Nurburgring, Jerman, mereka berhasi memecahkan rekor kecepatan. Atau, dalam hal ini benar- benar akan membawa mobil mereka ke pasaran untuk bersaing.
Lebih lanjut, pada masa lalu, konsumen menghabiskan jutaan dolar untuk kendaraan terhadap merek ternama.
Namun, bagi NextEV hal yang sama tidak berlaku untuk saat ini. Terlebih kepada mereka yang menginginkan bukan hanya supercar eksklusif melainkan memiliki sisi yang lebih humanis, ekonomis dan berkelanjutan.
(pit)