Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahyono mengungkapkan pelarangan ekspor mobil ke Vietnam sejak awal Januari 2018 hingga kini sampai pada tahap yang mengkhawatirkan.
Seperti diketahui Vietnam memberlakukan kebijakan baru impor mobil CBU per Januari 2018. TMMIN pada tahun lalu mengekspor produk Fortuner ke Vietnam mencapai 12.222 unit. Itu belum termasuk Rush, Vigo (Agya), dan jika ditotal, TMMIN ekspor sebanyak 2.000 unit per bulan.
"Kerugian tidak dihitung, kami tetap semangat, supaya aktivitas ekspor meningkat. Sekarang masih (terus dibahas) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Vietnam. (Kami) khawatir, dan pemerintah (harus) terus semangat," kata Warih di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Terkait masalah eksport Vietnam, Warih menjelaskan sepenuhnya menyerahkan itu kepada pemerintah. Sebelumnya diberitakan jika kondisi ini terus terjadi selama satu tahun, maka TMMIN akan mengalami kerugian sebesar Rp3 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menghindari kerugian relatif besar tersebut, pihak TMMIN pun berupaya mencari wilayah tujuan ekspor baru dengan harapan menutupi kebocoran dana yang harusnya bisa diserap. Adapun negara-negara baru tersebut adalah Laos, Myanmar, Chile, Peru dan sejumlah wilayah di Afrika Utara.
Menurut Warih volume ekspor kendaraan Toyota ke negara tujuan ekspor baru tersebut tidak signifikan ketimbang ke Vietnam.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyatakan tengah menyiapkan strategi atas penerbitan regulasi impor untuk mobil penumpang atau mobil utuh (completely built-up/CBU) oleh Vietnam usai negara tersebut merilis aturan yang mengancam ekspor dari Indonesia.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan menjelaskan langkah ini dilakukan karena regulasi impor yang diterbitkan Vietnam tersebut membuat ekspor mobil penumpang Indonesia ke negara tersebut terancam terhenti.
(mik)