Jakarta, CNN Indonesia -- Mobil ramah lingkungan berbasis listrik akan menjadi rencana lanjutan dari pemerintah untuk menata industri otomotif di dalam negeri. Pemerintah pun mengaku sedang menggodok aturan agar mobil listrik segera terealisasi.
Rencana pemerintah pun menuai respon dari para agen pemegang merek (APM) yang kini aktif menjual mobil konvensional di Indonesia. Rata-rata mereka menyatakan siap mendukung rencana pemerintah jika saja ditunjang dengan regulasi dan infrastruktur.
Artinya, ia memaparkan, tidak menutup kemungkinan bila produsen Jepang itu menjadikan Indonesia sebagai pasar mobil 'hijau'nya kelak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah pemerintah sangat baik untuk percepatan pertumbuhan kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat energi di Indonesia," kata Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto kepada
CNNIndonesia.com.
"Sedangkan yang lainnya masih dipelajari oleh kami, sambil menunggu aturan pelaksanaannya lebih lanjut," ujar Soerjo menambahkan.
Sembari menunggu aturan khusus mobil listrik diundangkan, ia mengatakan, jika Toyota akan tetap fokus konsumennya yang sudah terbentuk saat ini.
"Rasanya sama seperti
maker lain, fokus kami adalah melayani kebutuhan pelanggan, calon pembeli kendaraan roda empat. Tentunya sesuai dan mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah," ucap dia.
Selain adanya bocoran mengenai insentif khusus untuk mobil listrik. Ia menyarankan agar ada ketentuan khusus yang dapat mendorong lokalisasi mobil ramah lingkungan di Indonesia.
"Oya satu lagi, perlu adanya dorongan untuk lokalisasi untuk hal ini, guna meningkatkan industri-industri terkait," ujar dia.
Wuling siap Secara terpisah, Brand Manager Wuling Motors Dian Asmahani juga menyatakan hal yang sama. Kata dia, memungkinkan membawa mobil listrik racikan Wuling ke Indonesia dengan syarat pemerintah harus menelurkan regulasi.
Menurutnya, di negara asalnya yaitu China, Wuling memiliki satu produk kendaraan listrik dengan nama Boujun e100.
"Intinya kalau sebenarnya, kapan pun kalau regulasi itu muncul. Ketika ada regulasi, ya kami siap aja. Karena kami punya platformnya," kata Dian saat ditemui di Semarang, Jawa Tengah.
Selain regulasi, ia melanjutkan, tidak kalah pentingnya adalah infrastruktur yang harus tersedia jika ingin mobil listrik.
"Apapun itu harus jelas dulu, lalu infranya. Karena yang namanya ngomong mobil listrik bukan hanya mobilnya ada. Tapi secara infra harus disiapkan. Nah kalau di China itu secara infrastrukturnya sudah mendukung," kata Dian.
(eks)