TIPS MUDIK LEBARAN

Mudik Pakai LCGC Harus Pahami 'Power to Weight Ratio'

M. Ikhsan | CNN Indonesia
Selasa, 12 Jun 2018 11:34 WIB
Pemudik sebaiknya pahami kondisi kendaraan sebelum berangkat mudik. Ini belajar dari insiden LCGC saat melewati jalur tol fungsional ruas Salatiga-Solo
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak ada salahnya mudik Lebaran 2018 mengendarai mobil harga terjangkau dan ramah lingkungan (LCGC/low cost green car). Sebab jenis kendaraan apapun bisa dibawa mudik ke kampung halaman asalkan laik jalan dan tidak melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Setelah itu, pemudik yang akan mengikuti arus mudik 2018 sebaiknya pahami kondisi kendaraan sebelum berangkat mudik. Ini belajar dari insiden LCGC saat melewati jalur tol fungsional ruas Salatiga-Solo tepatnya di Jembatan Kali Kenteng.

Melihat kasus tersebut bisa dikatakan mesin mobil hilang tenaga sampai di tengah jalan menanjak. Mobil meluncur ke belakang karena gagal naik. LCGC yang dibawa mudik itu sendiri memang menyimpan kapasitas mesin di bawah 1.500 cc, dan tenaga yang dilontarkan pun tergolong kecil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun melihat desain bodi dan dimensinya, tentu sudah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing konsumen selama perjalanan. Dalam kondisi ini perlu kesadaran dari pemilik kendaraan.
Pereli nasional sekaligus Direktur Rifat Drive Labs (RDL), Rifat Sungkar menjelaskan setiap pemudik mobil pribadi harus sadar dengan kemampuan mobil yang akan menempuh perjalanan panjang dengan kontur jalan menanjak dan menurun.

"Untuk mobil LCGC yang memiliki cc cenderung kecil, problem-nya ada di tenaga yang tergolong cukup minim. Apalagi Anda membawa barang bawaan yang cukup banyak atau bahkan melebihi kapasitas kendaraan," kata Rifat.

Untuk itu menurut Rifat, pemilik kendaraan harus paham karakter mobil seperti tahu pada RPM berapa semburan tenaga terkuat.

"Cara mengeceknya cukup mudah. Saat kendaraan Anda dalam keadaan diam, injak pedal gas secara perlahan. Semakin lama, RPM akan semakin naik. Ada satu titik di mana suara mesin mobil akan berubah menjadi lebih berat," ucap Rifat
"Perhatikan titik RPM Anda pada saat suara mesinnya berubah. Di titik itulah, mobil Anda mengeluarkan torsi paling tinggi. Torsi paling tinggi adalah RPM terbaik untuk memulai kerja berat mobil, dalam hal ini yang sedang kita bicarakan adalah saat akan melaju di tanjakan yang cukup curam," jelas Rifat kemudian.

Di samping itu, pemudik harus paham dengan istilah power to weight ratio (PWR) setiap kendaraan. Misal Daihatsu Ayla 1.197 cc tipe R transmisi manual tenaga 86,7 tenaga kuda (hp) pada 6.000 RPM dan torsi 108 nm pada 4.200 RPM.

Tenaga mesinnya berhubungan dengan bobot kendaraan. Mobil perkotaan ini sendiri memiliki bobot 860 kilogram. Dalam perhitungan PWR, semakin tinggi beban yang diterima mesin maka semakin berat kerja mesin.

Jika dihitung rumusnya adalah power (tenaga) dibagi berat sehingga jadinya kg/hp. Semakin besar angkanya (hp), maka semakin baik kemampuan mobil. Karena ini berhubungan dengan akselerasi.
Dan mobil ini menghasilkan kg/hp dengan pola perhitungan 860 kg (bobot kendaraan) dibagi 86,7 hp (tenaga mesin). Hasilnya setiap 1 hp yang dikeluarkan mesin Ayla menerima beban 9,9 kg untuk diangkut.

Sementara dengan ada penumpang, misal total bobot pengendara dan penumpang 300 kg, cara menghitung 860 kg + 300 kg : 86,7 hp atau setiap 1 hp menerima beban 13,3 kg untuk diangkut.

Namun ini semua tidak semata-mata mobil menjadi 'keok' ketika menerima beban. Selain menghitung tenaga mesin, pemudik juga harus menghitung torsi. Torsi yang dihasilkan mobil tersebut dinilai mumpuni untuk mobil ukuran kecil yang mampu menampung empat sampai lima penumpang.

Yang perlu diperhatikan bagaimana pengemudi memanfaatkan torsi mulai di RPM rendah selain juga pahami karakter jalan mulai dari sudut kemiringan, jaga jarak dengan mobil depan dan jaga momentum saat di tengah jalan menanjak supaya mobil tidak kehilangan tenaga di tengah-tengah tanjakan.

(mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER