Jerat Oknum Makin Kencang kalau DP 0 Persen

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Jumat, 24 Agu 2018 09:38 WIB
Selama ini perusahaan pembiayaan mengaku sering diperas banyak pihak jahat.
Suasana Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018. (Dok. CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana revisi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.29/POJK.05/2014 yang membuat pembelian kredit kendaraan bisa menggunakan uang muka (Down Payment/DP) nol persen dikhawatirkan berdampak negatif bagi perusahaan pembiayaaan.

Skema DP nol persen telah diprediksi bisa meningkatkan jumlah kredit bermasalah, alasannya karena bisa saja konsumen yang tidak memiliki kondisi keuangan sehat jadi membeli kendaraan.

Direktur Penjualan dan Pemasaran Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo menjelaskan hal itu memungkinkan praktek jahat oknum organisasi kemasyarakatan atau Ormas dilakukan lebih luas.
Harjanto mengungkap selama ini pihaknya mengalami pemerasan dari oknum ormas yang sudah mengambil alih pembayaran kredit konsumen. Pengambilan alih dilakukan pada konsumen yang bermasalah membayar angsuran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ada ormas sengaja menawarkan take over konsumen yang sedang kredit tapi kesulitan bayar angsuran. Setelah kendaraan sampai, leasing akan ditekan untuk membayar sejumlah uang jika mau menarik atau mengambil kendaraan tersebut," kata Harjanto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/8).

Harjanto menjelaskan kejadian tersebut sudah acap kali terjadi. Bahkan, kata dia, banyak perusahaan pembiayaan lain yang mengalami hal serupa. Sedangkan untuk MTF sendiri, modus macam itu biasa terjadi di wilayah Pulau Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan.

"Semua perusahaan mengalami hal ini, tapi saya tidak bisa sebutkan ormas apa," ucap dia.
Buat menanggulangi perkara MTF dikatakan memilih mengalah dan menebus kendaraan dari oknum ormas. Namun disebut tidak jarang juga kasus dibawa sampai ke meja hijau.

"Ada yang naik ke Pengadilan, ada yang kami tebus jadi rugi. Tapi ada juga yang kami biarkan atau tidak di ambil unitnya karena berisiko rugi sangat besar," Harjanto.

Tidak hanya MTF, Direktur Penjualan dan Distribusi Adira Finance Niko Kurniawan juga menyampaikan hal senada. Ia menjelaskan saat ini ada banyak upaya oknum memeras perusahaan pembiayaan. Pelakunya bukan hanya dari kalangan ormas tetapi juga perorangan.

"Banyak ormasnya, modusnya macam-macam. Selain itu banyak juga penipu atau mafia perorangan," kata Niko. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER