Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Direktur Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya menolak jika
Esemka disebut sebagai cikal bakal mobil nasional Indonesia. SMK merasa keberatan produknya yang dirakit di Boyolali, Jawa Tengah dengan embel-embel
'mobil nasional'.
"Kami bukan mobil nasional, kami mobil produksi di Indonesia, bukan mobil nasional," kata Eddy ditemui di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (13/8).
Eddy tidak ingin masyarakat Indonesia salah kaprah menyebut Esemka sebagai mobil nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi jangan salah persepsi tentang mobil nasional. Karena mobil nasional cukup luas pengertiannya. Jadi kami mobil produksi di Indonesia pure," ucap dia.
Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Harjanto berharap agar Esemka dapat mewujudkan mimpi Indonesia menjadi mobil nasional.
Harjanto menambahkan Esemka sudah masuk kategori mobil nasional karena mereknya berasal dari dalam negeri. Namun Esemka terus berusaha meningkatkan komponen lokal pada Esemka.
Harapan pemerintah, Esemka punya Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN) setara mobil harga terjangkau dan ramah lingkungan (LCGC).
"
Nah kebetulan Esemka di Solo ini brand lokal. Kami berharap merek lokal ini jadi
national car utuh. Bukan hanya lokal konten, tapi
brand-nya juga," ucap Harjanto.
Ketenaran Esemka tak lepas dari Presiden Joko Widodo saat menjabat sebagai Wali Kota Surakarta (Solo) 2005-2012. Pengembangan Esemka sempat melibatkan siswa-sisw SMK se-Indonesia. Esemka terus berkembang hingga ada kesempatan menjadi manufaktur.
Didirikanlah PT Aceh yang merupakan gabungan dari PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Awalnya, Esemka dibangun oleh PT SMK dan melahirkan SUV Rajawali, Rajawali R2, Digdaya I, Bima 1,5- 1,1- 1,3, Esemka Hatchback, Esemka Surya. Terakhir adalah Digdaya dan Garuda 1.
SMK mendirikan pabrik produksi di desa Demangan, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah. Pabrik tersebut cukup tertutup dari pihak mana pun yang ingin berkunjung ke lokasi.
 Infografis Esemka. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian) |
(ryh/mik)