Pedagang yang sama itu menjelaskan bila RX-King produksi 2003 tersebut kondisinya bukan restorasi, melainkan motor baru namun tidak pernah digunakan atau dikenal dengan istilahnew old stock(NOS).
Yamaha sebagai produsen juga sempat dimintai keterangan prihal harga selangit pada produk lawasnya itu.
"Kalau itu [harga mahal] memang di luar nalar ya, dan itu pasar yang menentukan," kata Manager of Public Relation Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Antonius Widiantoro beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Anton harga tinggi pada motor lawas sudah lumrah. Kesepakatan akhir dikatakan tergantung pemburu barang kuno setuju atau tidak pada harga yang ditawarkan.
"Ya kalau suka angkut, tidak suka ya sudah. Ya namanya barang sudah langka dan harga ditentukan pasar," katanya.
Antonius tidak memungkiri peminat RX King kian hari semakin banyak. Penggunanya bahkan disebut tidak hanya dari kalangan orang tua, tapi pemuda masa kini pun banyak.
Melihat hal tersebut, ia mengatakan Yamaha tetap memproduksi beberapa suku cadang resmi yang bisa dibeli pengguna RX King.
Seperti kita ketahui siklus suku cadang suatu produk otomotif biasanya hanya akan tersedia 10 tahun usai penjualannya dihentikan. Sementara produksi RX King sendiri terakhir dilakukan di Indonesia pada 2009.
"Dan kan kami lihat terus demand seperti apa. Tapi saya tidak hapal apa saja komponen yang tersedia," ucap Anton.
Perwakilan komunitas King Club Djakarta (KCDJ) Didit mengatakan King saat ini tidak lagi identik sebagai identitas para penjahat. Kata dia itu dibuktikan lantaran motor ini sudah jadi barang kolektor dengan harga selangit.
"Kalau dulu iya motor penjahat. Banyak yang make itu karena King itu kan ngebut ya jadi mungkin gampang kalau dipakai buat kabur," kata Didit.
"Ya kalau dulunya jadi motor penjahat, sekarang mah jadi incaran penjahat. Gimana enggak, harganya udah mahal-mahal," sambung Didit.
Di sisi lain, Didit menilai banyak alasan mengapa saat ini orang memburu King sebagai barang koleksi.
"Pertama ya tentu hobi, terus orang itu doyan sama motor sport lawas, tapi kenceng. Malah nih ya diajang balap itu King jadi motor yang paling ditunggu-tunggu," ungkapnya.
Lebih lanjut, Didit mengatakan memelihara King sebetulnya tak terlalu sulit. Untuk perawatan juga dikatakan terjangkau.
"Misal perawatan berkala saja paling Rp200 ribu, tapi ya itu sparepartnya mahal. Contoh nih, seperti blok mesin baru saja ada yang jual sampai puluhan juta. Laku aja tapi ya orang gila yang beli pasti," kata Didit sembari tertawa.