Cara Cegah Penipuan Investasi Online di Telegram
Penipuan investasi online fiktif atau bodong belakangan ini mulai marak di aplikasi pengiriman pesan Telegram.
Modus dari penipuan investasi online ini dengan mengundang calon investor ke grup Telegram tanpa sepengetahuan calon investor.
Para penipu investasi online mencatut nama badan usaha resmi yang sudah terdaftar di OJK untuk mengelabui calon investor. Selain mencatut nama, grup penipuan investasi online juga mencatut logo dari badan usaha tersebut.
Selain nama dan logo yang meyakinkan, grup Telegram tersebut biasanya memiliki ribuan anggota disertai testimoni tentang keberhasilan berinvestasi melalui grup ini. Grup ini juga bisa menjanjikan keuntungan berlimpah dalam waktu singkat hingga 30 persen hanya dengan waktu 3 hari.
Untuk diingat, masyarakat harus berhati-hati bila mendapati grup seperti itu. Alih-alih untung karena iming-iming hasil berinvestasi, bisa jadi kita justru terjebak dalam tipuan investasi fiktif ini.
Dilansir dari Cekrekening, sebuah penyedia layanan pengumpulan database rekening bank diduga terindikasi tindak pidana yang menginduk pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam postingannya di sosial media Instagram memaparkan fakta-fakta tentang grup Telegram penipuan online:
Testimoni palsu
Sebuah testimoni diberikan untuk meyakinkan calon investor. Dalam grup Telegram tersebut biasanya akan ada banyak sekali testimoni tentang keberhasilan investasi anggota grup tersebut.
Perhatian lebih perlu diberikan ketika Anda melihat testimoni tersebut. Testimoni pada grup Telegram penipuan akan terlihat seperti bahasa otomatis. Biasanya memiliki struktur kalimat yang serupa satu sama lain, tidak ada proses tanya jawab di dalam grup, dan setiap pertanyaan yang diajukan oleh anggotanya akan diarahkan untuk chat secara personal ke admin.
Bukti transfer palsu
Masyarakat umumnya akan lebih mudah percaya jika testimoni disertai bukti transfer keberhasilan investasi dilampirkan. Maka dari itu, grup Telegram tersebut biasanya menggunakan kesempatan ini untuk mengelabui masyarakat.
Masyarakat harus memperhatikan secara seksama bukti transfer yang dilampirkan. Jika ada ketidaksesuaian format pada bukti transfer dibandingkan dengan aslinya, kemungkinan itu adalah bukti transfer palsu.