Inisiasi Rusia menginvasi Ukraina telah menimbulkan banyak efek negatif ke berbagai industri, termasuk otomotif. Perusahaan otomotif saat ini mulai berpikir mengantisipasi konflik dan mengambil keputusan berat yang kemungkinan sangat merugikan.
Berikut daftar perusahaan yang sudah mengambil sikap atas konfliks Rusia dan Ukraina:
Pemasok komponen Magna International Inc mengatakan menghentikan sementara operasi di Rusia usai invasi Ukraina. Magna punya enam pabrik di Rusia yang mempekerjakan setidaknya 2.500 karyawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ChargePoint Holdings Inc mengungkap memiliki sejumlah karyawan kontrak yang terperangkap di Ukraina. CEO perusahaan Pasquale Romano mengatakan sedang mencari cara untuk membantu para karyawan itu.
Produsen mobil asal Jerman, Audi, mengalami kelangkaan komponen wire harness yang dirakit di Ukraina. Komponen penting ini membuat Audi akan mengurangi produksi mobil baru.
Nissan telah menyatakan berhenti sementara mengekspor mobil ke Rusia lantaran kesulitan distribusi semasa perang. Produsen yang menjual 53 ribu unit mobil di Rusia pada tahun lalu itu memprediksi distribusi akan semakin sulit pada masa mendatang.
Pemberhentian sementara ekspor ke Rusia juga dilakukan grup Volkswagen, selain itu produsen terbesar di Jerman ini juga mengatakan menangguhkan produksi lokal.
Langkah ini memengaruhi dua pabrik Volkswagen di Rusia yang memproduksi mobil merek Volkswagen dan Skoda.
Asosiasi produsen Jerman, VDA, mengatakan bahwa dampak invasi Rusia ke Ukraina telah mengganggu rute transportasi serta transaksi keuangan dan memprediksi akan ada kekurangan bahan baku
Dampak agresi militer itu terasa pada pengiriman, kereta api, dan angkutan udara. Ini menambah masalah produksi otomotif Jerman yang sudah terkendala masalah pasokan.
Mercedes-Benz menjelaskan akan mengurangi produksi di beberapa pabrik di Eropa karena suplai komponen yang diproduksi di Ukraina menipis.
Produsen mobil termasuk Volkswagen, BMW, Porsche sedang berjuang mendapatkan komponen wire harness buat mengantisipasi pemasok di Ukraina yang telah ditutup karena invasi Rusia.
Produsen terbesar di Jepang, Toyota, memutuskan berhenti memproduksi mobil baru di pabrik mereka di Rusia mulai Jumat. Impor mobil Toyota juga dihentikan karena gangguan distribusi.
Toyota adalah produsen besar di Rusia yang menghasilkan 80 ribu unit per tahun dari pabrik di St. Petersburg yang mempekerjakan sekitar 2 ribu orang.
Honda juga menyetop penjualan ekspor mobil dan motor ke Rusia.
Ford merespons invasi Rusia ke Ukraina dengan cara membuat Sollers, rekanan perusahaan patungan di Rusia, menghentikan secepatnya operasi sampai pemberitahuan berikutnya.
Harga saham Renault jatuh ke posisi terbawah sejak November 2020. Renault adalah produsen Eropa yang melakukan ekspansi dalam ke Rusia, sementara saat ini Rusia sedang diberi banyak sanksi dari komunitas internasional.
Kedua produsen asal Inggris ini menyetop sementara pengiriman mobil ke Rusia. Hal ini dilakukan sebagai sanksi invasi ke Ukraina.
Stellantis mendirikan dua unit khusus untuk menangani efek invasi Rusia ke Ukraina. Salah satu unit khusus bertugas memonitor sanksi internasional Amerika Serikat dan sekutunya untuk Rusia dan melihat bagaimana perusahaan menyiasatinya.
Unit khusus yang lain mengawasi ketat pada 71 karyawan di Ukraina yang dikatakan sejauh ini dalam kondisi aman.
Volvo juga menghentikan pengiriman unit ke Rusia hingga pemberitahuan selanjutnya.
Daimler Truck membekukan aktivitas bisnis di Rusia, termasuk kerja sama dengan perusahaan lokal Kamaz.
(fea)