Butuh 6 generasi Kijang menggunakan sistem gerak FWD. Sejarah baru dicetak dalam perjalanan Kijang di dunia.
Kijang merupakan mobil legendaris Toyota di Indonesia. Napasnya sangat panjang yaitu sejak 1977 dan telah melahirkan tujuh generasi hingga kini.
Kijang yang merupakan kependekan dari "Kerjasama Indonesia Jepang" ini sejak awal kehadirannya diterjemahkan sebagai mobil keluarga tangguh, fungsional, dan cocok digunakan di berbagai kondisi jalan.
Selama puluhan tahun Toyota Kijang pun mengadopsi penggerak roda belakang (RWD), sasis ladder frame, dan citra mesin "bandel". Namun pada Innova Zenix, sistem RWD dan ladder frame ditiadakan.
Mulai dari peralihan sasis dari sebelumnya ladder frame menjadi monokok. Kemudian sistem penggerak diubah dari belakang (RWD) menjadi ke depan (FWD). Tidak hanya itu pilihan mesin diesel serta opsi transmisi manual turut lenyap.
Toyota malah kini memberi pilihan baru Kijang Innova Zenix berteknologi hibrida bagi konsumen yang menginginkan sebuah MPV medium yang lebih bertenaga.
Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy menilai evolusi Kijang Innova telah diperhitungkan dengan sangat matang. Pihaknya juga mengklaim ubahan itu telah sejalan dengan kebutuhan konsumen pada produk Innova saat ini.
Menurut Anton pihaknya tetap mempertahankan kendaraan fungsional untuk keluarga pada Innova Zenix. Sesuatu hal yang paling mendasar atau paling penting pada Innova itu tidak serta merta dihapus karena poin-poin tersebut yang dibutuhkan konsumen Innova.
"Sebagai contoh beberapa kelebihan di Innova dengan RWD ataupun dengan ladder frame dan diesel menjadikan Innova generasi sebelumnya jadi fun to drive bisa dibawa ke mana saja dan irit dengan dieselnya. Nah di generasi baru (Innova Zenix) semua kelebihan tadi masih ada," tutut Anton.
Misalnya dari sisi tenaga, mesin baru pada Innova Zenix diklaim Anton lebih besar dan irit.
Mesin Innova Zenix yaitu bensin 1.987 cc 4-silinder Dual VVT-i berkode M20A-FKS, sementara versi hybrid berkapasitas sama dengan kode M20A-FXS.
Pada mesin hybrid kinerjanya dibantu motor listrik serta baterai yang berada di bawah jok sopir dan penumpang depan. Teknologi hybrid ini merupakan generasi kelima yang dikembangkan Toyota dan sudah dipakai generasi baru Prius yang telah meluncur di Jepang.
Mesin bensin baru mampu melepas 174 PS pada rpm 6.600 dan torsi 20,9 kgm pada 4.500-4.900 rpm. Sementara versi hibrida mampu melepas 152 PS pada rpm 6.000 dan torsi 19,1 kgm pada 4.400- 5.200 rpm. Mesin hybrid ini dipadukan motor listrik berdaya 113 PS dan torsi 21 kgm, sehingga total menghasilkan tenaga 186 PS.
Sedangkan mesin bensin lama yaitu 1TR-FE 4 Cylinders in-line, 16 valve DOHC with Dual VVT-i. Mesin ini hadir dengan kubikasi sebesar 1,998 cc.
Lalu versi diesel yang digunakan bertipe 2 GD FTV 4 Cylinder in-line, 16 valve DOHC with VNT Intercooler dengan 2,393 cc. Mesin bensin lama ini memang memiliki tenaga lebih kecil yaitu 139 ps pada 5.600 rpm dan menghasilkan torsi 18,7 kgm pada 4.000 rpm. Sementara diesel tenaganya 149 ps pada 3.400 rpm.
Kendati begitu, torsi pada versi diesel tampak jauh lebih besar yakni tipe transmisi matik sebesar 36,7 kgm pada 1,200 - 2,600 rpm dan tipe manual menghasilkan 34,9 kgm pada 1,200 - 2,800 rpm.
Tapi untuk urusan efisiensi BBM, klaim Toyota, Innova Zenix mencapai 15 km per liter, sedangkan Innova Zenix Hybrid sanggup 21 km per liter. Hasil ini dikatakan berdasarkan pengujian internal dengan rute kombinasi.
Sementara angka pada model sebelumnya yakni sekitar 12 km per liter untuk mesin bensin dan 14 km per liter pada mesin diesel.
"Dengan engine baru TNGA power nya sekarang lebih besar hingga 25 persen, dan lebih irit juga baik di engine konvensional maupun yang type hybrid," kata dia.
Selain itu Anton mengatakan aspek fundamental lain pada Innova Zenix masih diperhatikan seperti halnya ground clearance.
"Seperti ground clearance yang tinggi di pertahankan untuk bisa tetap melahap medan yang lebih kasar, tapi dengan platform baru TNGA juga jadi lebih nyaman. Jadi kami berharap dengan Innova generasi baru ini, semua kelebihan yang diberikan oleh generasi lama tetap bisa diberikan, bahkan lebih baik," kata dia.
Suara konsumen
Menurut Reza, salah satu pengguna Kijang Innova yang tergabung dalam komunitas Innova Community menilai penampilan Innova Zenix secara keseluruhan tak bisa dibilang memenuhi keinginannya. Salah satu poin yang disoroti Reza adalah teknologi hybrid yang tersimpan untuk mendongkrak tenaga. Kata dia hal itu masih menjadi ganjalan, sebab kondisi jalan Indonesia belum sepenuhnya sempurna.
Ia menekankan saat ini banyak jalan-jalan di Indonesia "musuh" dengan kendaraan elektrifikasi. Yang dimaksud Reza adalah genangan air di mana-mana terutama di kota-kota besar.
Kendati demikian menurutnya perubahan Innova merupakan hal yang tidak bisa dihindari disebabkan oleh kebutuhan konsumen dan tren kendaraan elektrifikasi seantero dunia.
"Geografis kita yang rawan banjir salah satu aspeknya. Cuma memang kami harus siap menerima perubahan," kata Reza.
Terlepas dari hal tersebut, ia harus mengakui perubahan Innova memang menjadi salah satu produk MPV yang dinantikan konsumen Tanah Air.
Penggiat industri otomotif Munawar Chalil menilai setiap perubahan yang terjadi pada sebuah model mobil terlebih dengan predikat "mobil sejuta umat", termasuk Kijang Innova memunculkan pro dan kontra. Namun begitu, Chalil menilai "guncangan" tak akan berlangsung lama sehingga masyarakat yang tadinya meragukan menjadi terbiasa.
"Lihat saja Avanza baru, yang baru kan ganti penggerak roda, tadinya banyak kontra, tapi sekarang tetap dilirik," kata Chalil.
Menurut Chalil, segala ubahan yang ada pada Kijang Innova tentu sudah melalui riset panjang dari Toyota. Sehingga merek Jepang itu dapat memutuskan bagian mana yang harus diubah atau dipertahankan pada sebuah produk mobil.
"Ya misalnya soal penggerak roda dan sasis ladder frame, faktanya tidak banyak orang yang membawa Innovanya saat ini ke jalur ekstrem. Terus penggerak roda, sekarang ini harus kita akui jalan di Indonesia sudah banyak yang bagus. Malah bisa saja ubahan ini akan melanjutkan sisi legenda dari Kijang di Indonesia," tegas dia.
Chalil juga menilai penyematan teknologi hybrid merupakan pilihan, dan diakuinya mobil hybrid kini sudah mulai terbiasa untuk konsumen yang umumnya bermukim di kota-kota besar di Indonesia.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor, angka distribusi ke dealer Innova lama atau generasi enam periode Januari-Oktober 2022 misalnya, sudah mencapai lebih dari 38 ribu unit. Angka ini harus diakui tidaklah sedikit untuk mobil yang harganya mulai Rp360 juta hingga Rp500 jutaan saat itu.
Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmy berharap, generasi baru Innova Zenix dapat diserap konsumen lebih besar lagi ke depannya, atau ditargetkan terjual 4.000 unit per bulan atau rata-rata naik dari 3.800 unit per bulan sepanjang tahun ini.
"Jadi generasi Innova Zenix ini kami harapkan bisa memenuhi ekspektasi market ya," ucap Anton.