Aktivitas bisnis mobil baru Nissan di Indonesia ibarat menemui jalan sulit. Hal tersebut terlihat berdasarkan data penjualan merek Jepang tersebut yang terekam menyusut dalam beberapa tahun terakhir.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan retail Nissan atau dari dealer ke konsumen pada 2022 hanya 3.529 unit, sedangkan wholesales cuma 2.413 unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjualan selama tahun lalu ditopang enam model yakni Magnite, X-Trail, Livina, Serena, dan dua model elektrifikasi yaitu Kicks dan Leaf.
Angka pada 2022 ini bahkan jauh lebih rendah ketimbang penurunan angka penjualan retail Nissan pada 2018 yaitu 6.999 unit, namun akhirnya kembali bangkit pada 2019 menjadi 12.570 unit.
Penjualan Nissan pada 2019 ini naik setelah perusahaan merilis generasi anyar Livina untuk menggantikan Grand Livina. Livina mengalami perombakan total setelah menggunakan basis platform rekan aliansi Nissan, Mitsubishi, yaitu Xpander.
Namun, setelah 2019 penjualan Nissan kembali tersungkur. Pada 2020 catatan wholesales berhenti pada angka 10.849 unit dan retail menjadi 7.408 unit.
Kemudian 2021, angka wholesales Nissan hanya mencapai 3.177 unit, sedangkan retail 6.185 unit.
Nissan bukan merek baru yang sedang coba-coba di Indonesia. Merek ini pernah menempati peringkat enam dalam daftar mobil terlaris Tanah Air saat Indonesia mencatat rekor penjualan tertinggi pada 2013 dengan angka 1,22 juta unit.
Nissan ketika itu menjual 61 ribu unit dan menggapai pangsa pasar nyaris 5 persen.
Namun masa jaya Nissan hanya sampai di situ, selebihnya penjualan terekam menyusut saban tahun. Perbaikan penjualan hanya terjadi pada 2019, dan setelah itu kembali menurun, bahkan tak lagi masuk ke dalam 10 besar merek kendaraan terlaris Indonesia.
Lihat Juga : |
2018
WS 6.885 unit
Retail 6.999
2019
WS 12.302 unit
Retail 12.570 unit
2020
WS 10.849 unit
Retail 7.408 unit
2021
WS 3.177 unit
Retail 6.185 unit
2022
WS 2.413 unit
Retail 3.529 unit