Pemerintah Bakal Panggil APM Bahas Atasi Kebakaran Kendaraan Listrik

CNN Indonesia
Rabu, 01 Feb 2023 08:30 WIB
Antusias masyarakat atas kendaraan listrik tinggi tetapi masalah keselamatan dirasa belum seimbang, misalnya ketidaktahuan cara mengatasi kebakaran. Ilustrasi. (Antusias masyarakat atas kendaraan listrik tinggi tetapi masalah keselamatan dirasa belum seimbang, misalnya ketidaktahuan cara mengatasi kebakaran. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah bakal memanggil produsen kendaraan listrik di Tanah Air untuk berdiskusi terkait penanganan masalah ekstrem kendaraan tanpa emisi seperti kebakaran.

Hal ini disebut menjadi atensi serius mengingat sumber daya manusia di dalam negeri sekarang belum mampu menanganinya.

"Langkah ke depan saya akan undang pemegang merek dan importir kendaraan listrik untuk membicarakan masalah ini," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hendro Sugiatno saat dihubungi, Selasa (31/1).

Menurutnya pemerintah juga akan meminta para produsen melatih personel kepolisian lalu lintas terkait penanganan kecelakaan atau kebakaran yang melibatkan kendaraan listrik di jalan raya.

"Sudah saya diskusikan dengan Kakorlantas untuk meminta pemegang merek kendaraan listrik untuk melatih petugas lalu lintas di jalan apabila ada kecelakaan yang melibatkan kendaraan listrik, bagaimana cara memutuskan arus listriknya," kata dia.

Menurut Hendro produsen berkewajiban memberikan informasi penanganan masalah kendaraan listrik, bahkan kepada masyarakat luas.

"Budaya masyarakat kita suka menolong apabila ada kejadian kecelakaan lalu lintas, maka ada kewajiban pemegang merek kendaraan listrik di Indonesia mempublikasikan kepada masyarakat apabila ada kendaraan listrik terlibat kecelakaan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Karena arus listrik pada kendaraan listrik sangat tinggi," ucap dia.

Pengamat otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi sebelumnya menjelaskan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia belum mampu menangani kebakaran kendaraan listrik.

Bahkan, menurut Agus ketidaksiapan SDM Indonesia menangani kasus kebakaran pada kendaraan listrik sudah juga diakui pemerintah.

"Dimana masyarakat antusias (EV), maka safety belum siap. Itu diakui (pemerintah)," kata Agus beberapa waktu lalu.

Menurut Agus kasus kebakaran antara kendaraan listrik dengan konvensional memiliki penanganan berbeda. Kata dia saat kendaraan listrik terbakar, suhunya akan naik sangat tinggi akibat korsleting pada baterai.

Pada kondisi itu objek yang terbakar juga tidak bisa langsung disiram air atau disemprot menggunakan alat pemadam api ringan untuk memutus api.

Pada beberapa kejadian di luar negeri, menyiram air ke kendaraan listrik saat terbakar tidak berpengaruh signifikan.

"Jadi even menangani safety kendaraan listrik, itu pemadam kebakaran kita belum siap," kata Agus.

Cara penanganan tepat ini dikatakan Agus tidak dimiliki banyak orang, sekalipun di negara yang sudah populer menggunakan kendaraan listrik. Agus menambahkan banyak tenaga ahli yang sudah mendapat pelatihan kewalahan memadamkan api di kendaraan listrik.

"Seperti di luar yang sudah training saja masih kewalahan menghadapinya. Seperti di Prancis itu malah jadinya ratusan bus grounded. Karena temperatur tinggi setelah terbakar," ungkap Agus.

[Gambas:Video CNN]

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA
TERPOPULER