Pakar Ungkap Tantangan Transisi ke Bus Listrik

CNN Indonesia
Kamis, 11 Mei 2023 06:59 WIB
Pengamat otomotif Yannes Pasaribu mengatakan peralihan bus konvensional ke bus listrik masih menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya soal modal besar.
Ilustrasi. Pengamat nilai peralihan dari bus konvensional ke bus listrik mengalami sejumlah tantangan. (Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu mengatakan peralihan bus konvensional ke bus listrik masih menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya modal besar yang harus disiapkan operator.

"Sekarang kita sedang mengalami perubahan paradigma dari kendaraan konvensional yang menggunakan BBM ke kendaraan listrik. Dan terus terang saja, kalau kita bicara kendaraan listrik (dalam hal ini bus listrik), tantangan pertamanya itu adalah di capital expenditure atau modal yang harus disiapkan," kata Yannes, mengutip Antara, Kamis (11/5).

Menurut Yannes operator bus sebetulnya siap beralih ke teknologi listrik, kecuali dari sisi permodalan. Tantangan permodalan disebabkan harga baterai, yang menjadi komponen penting dalam kendaraan listrik masih terbilang mahal, tidak hanya dalam konteks di Indonesia melainkan juga di dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini yang membuat enggak bisa cepat sebetulnya akselerasinya, kecuali ada dukungan kuat dari sisi finansial atau sistem keuangan atau regulasi yang mendukung agar dari yang berhubungan dengan tarif ini bisa lebih murah," ungkapnya.

Ia menyatakan harga bus listrik bahkan bisa dua kali lipat lebih mahal dibandingkan bus konvensional. Meski begitu, terlepas dari harga yang tinggi, saat ini mulai banyak pemerintah kota yang mempersiapkan penggunaan bus listrik yang dimulai dari wilayah DKI Jakarta melalui Transjakarta.

Dalam percepatan peralihan menuju kendaraan listrik, Yannes menilai Indonesia menghadapi dua paradigma berbeda yang harus menjadi prioritas yaitu antara peningkatan bisnis kendaraan listrik dan baterai atau peningkatan sistem transportasi yang betul-betul hijau.

"(Kalau) sistem transportasi yang betul-betul green jadi prioritas, tentunya berbagai kendaraan listrik yang untuk kepentingan mengangkut publik dalam jumlah besar inilah yang didukung bahkan disubsidi besar oleh pemerintah, bukan hanya kendaraan pribadi," kata Yannes.

Yannes menilai pemerintah sebetulnya sudah membuat banyak kebijakan maupun regulasi peralihan menuju kendaraan listrik. Namun yang masih menjadi "pekerjaan rumah" adalah bagaimana agar kebijakan dan regulasi dapat segera terimplementasikan dengan baik.

Pemerintah juga perlu mendukung BUMN yang terkait dengan migrasi kendaraan listrik, yaitu PLN dan Pertamina, agar bisa mempercepat kinerjanya terutama untuk mempersiapkan infrastruktur kelistrikan dan baterai yang memadai di Indonesia.

"Ini kan ibaratnya perlu investasi yang sangat besar. Ini penting sekali karena terus terang kita kan baru mau mulai melangkah, jadi, kalau infrastrukturnya nggak kuat, kita akan lambat sekali atau sulit untuk masuk ke ekosistem kendaraan listrik," kata Yannes.

Anies dorong kendaraan umum berbasis listrik

Bakal calon presiden Anies Baswedan sebelumnya sempat menyinggung subsidi mobil listrik dari pemerintah yang menurutnya bukan solusi mengatasi masalah lingkungan hidup di Indonesia.

Menurut Anies subsidi mobil listrik hanya menjadi keuntungan yang bakal dinikmati warga kalangan atas.

"Solusi menghadapi masalah lingkungan hidup, apalagi soal polusi udara bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik yang pemilik-pemilik mobil listriknya adalah mereka-mereka yang tidak membutuhkan subsidi," ungkap Anies akhir pekan lalu.

"Kalau kita hitung apalagi ini contoh ketika sampai pada mobil listrik, emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer, sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bis berbahan bakar minyak," tuturnya.

Selain itu, menurut Anies pemberian subsidi hanya akan menambah jumlah mobil di jalanan sehingga membuat kemacetan. Oleh karena itu, ia mendorong ke depan jalanan lebih dipenuhi kendaraan umum berbasis listrik.

"Karena itulah kita ingin dorong ke depan Insya Allah jalan-jalan tol yang sekarang sudah dibangun secara amat baik oleh pemerintah hari ini, ke depannya nantinya dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan umum berbasis dengan listrik ke depan. Kendaraan-kendaraan logistik berbasis listrik, bukan pribadi, tapi kendaraan umum," kata dia.

[Gambas:Video CNN]



(antara/dmr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER