Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan pemberian subsidi Rp7 juta untuk pembelian sepeda motor listrik dan motor hasil konversi.
Pasalnya, menurut Bamsoet kebijakan itu masih berjalan lambat. Hal ini terbukti dari jumlah peminat motor listrik bersubsidi dan motor konversi masih minim.
"Diketahui peminat kendaraan listrik masih minim, dari target 50.000 pengajuan konversi motor listrik, baru 200 pendaftar pada tahun 2003," kata Bamsoet, Rabu (31/5), mengutip Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia meminta pemerintah segera melakukan evaluasi program bantuan subsidi tersebut. Menurut Politikus Partai Golkar itu, tujuan pemberian subsidi itu sebetulnya baik untuk mendorong adopsi kendaraan listrik dan menarik investasi.
Oleh karena itu, Bamsoet juga meminta pemerintah bisa terus menyosialisasikan pemberian subsidi ini kepada masyarakat luas.
"Pemerintah di tahun 2023 tetap menyosialisasikan tujuan dari kebijakan insentif kendaraan listrik kepada masyarakat," ujarnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mencatat sampai saat ini sudah ada 256 pemohon subsidi konversi motor listrik per 25 Mei sejak diumumkan pada 20 Maret 2023. Sampai saat ini statusnya masih proses dan belum satu pun mencapai tahap akhir.
"Data per 25 Mei 2023, tercatat sebanyak 256 permohonan konversi sepeda motor listrik yang diajukan melalui platform digital ESDM," kata Devi saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Devi menjelaskan proses konversi untuk permohonan ini akan dilaksanakan enam bengkel yang sebelumnya sudah disetujui pemerintah mengawal proyek ini.
Menurut dia pengajuan motor listrik konversi belum bisa diproses sebab tahap verifikasi dari bengkel rekanan pemerintah masih berjalan. Kendati begitu, ia tidak mengurai berapa lama proses verifikasi sampai akhirnya motor dapat diubah sesuai ketentuan.
Ia mengakui banyak masyarakat mengeluhkan proses verifikasi yang dinilai berjalan lambat itu. Di sisi lain, pemerintah juga sibuk mempersiapkan bengkel konversi agar kualitas produk yang dihasilkan tidak mengecewakan.
"Masalahnya ya kami menjaga kualitas, bengkel konversi harus siap dulu. Jaga kualitasnya, dari komponen utama juga harus berkualitas dan memenuhi TKDN. Jadi beda yang baru dan konversi, karena semua aspek harus dilihat," tuturnya.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebelumnya juga sempat mengungkap tiga penyebab program subsidi motor listrik belum diminati masyarakat. Merujuk data pemerintah, saat ini motor listrik bersubsidi baru laku ratusan unit dari target kuota 200 ribu unit tahun ini.
"Persoalannya pertumbuhan pembelian sepeda motor ini sampai di tahap ini masih lambat. Pada rapat terakhir Jumat (19/5) pertumbuhan itu baru 108 sepeda motor yang terbeli," kata Moeldoko beberapa waktu lalu.
Menurut Moeldoko ada tiga permasalahan utama subsidi motor listrik baru sepi peminat.
Pertama, menurut Moeldoko masyarakat belum banyak yang tahu soal subsidi motor listrik karena peraturannya baru dibentuk.
Kedua, aplikasi Sisapira untuk proses pembelian motor listrik subsidi disebut juga belum tersosialisasi dengan baik. Pada akhirnya, Moeldoko menyebut masyarakat belum paham cara mendapat subsidi Rp7 juta.
Ketiga, Moeldoko menduga program subsidi motor listrik belum menjadi konsumsi publik, sehingga masih banyak pihak yang menunggu lebih lanjut soal program ini.
![]() |