Toyota Yaris Cross dipersiapkan untuk mengisi segmen B Sport Utility Vehicle (SUV) di Indonesia. Mobil ini menyuguhkan desain baru hingga teknologi hybrid untuk mengganjal lawannya seperti Honda HR-V, Hyundai Creta.
Yaris Cross menyasar segmentasi pasar otomotif yang sedang menggeliat dengan karakteristik berbeda-beda dari masing-masing merek. Namun yang perlu menjadi catatan untuk Yaris Cross menawarkan sebuah evolusi cukup panjang hingga menghasilkan perubahan bentuk yang signifikan.
Di Indonesia, Yaris Cross akan mengisi kekosongan antara Raize dan Corolla Cross.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu paling menarik dari mobil ini adalah bentuknya yang ringkas dan sporty. Anda jangan membayangkan karakternya sama dengan Toyota Yaris yang sudah banyak beredar di jalan, sangat beda.
Saya menjajal Yaris Cross 1.5 S HV (Hybrid) CVT GR Parts Aero Package yang merupakan varian tertinggi menggunakan jantung penggerak konvensional mesin bensin 1.500 cc 2NR-VE 4 silinder.
Mesin itu terbenam pada mobil yang punya panjang 4.310 mm, lebar 1.770 mm, tinggi 1.615 mm, dan jarak antar sumbu roda 2.620 mm.
![]() |
Desain eksteriornya sangat menggoda. Pendesainnya seakan bermain-main dengan imajinasinya, salah satu yang mencolok yakni dibuat seakan menjadi adik Corolla Cross. Di bagian depan, sistem penerangannya dijejali berbagai komponen pendukung dan sudah mengusung LED.
Untuk diingat, Toyota Yaris Cross ini berbeda dengan Toyota Yaris Cross yang sudah dijual di global. Klaim perusahaan, desain Toyota Yaris Cross kali ini sudah melewati studi panjang dan desain inilah yang konsumen Indonesia dan sejumlah negara inginkan.
Pada bagian bodi samping paling beda yaitu terdapat emblem HEV, menandakan kendaraan hybrid sekaligus mobil elektrifikasi kedua yang Toyota produksi di Karawang, Jawa Barat setelah Inova Zenix Hybrid.
Bodinya secara keseluruhan dibuat dramatis, mulai depan hingga buritan dengan kaca yang sudut kemiringannya sangat diperhitungkan. Rodanya sudah menggunakan ring 18 inci, imbasnya ruang roda terlihat sangat padat.
![]() |
Duduk di kursi semi bucket juga nyaman. Joknya sudah elektrik membuat pengaturan lebih mudah, plus sangat mengakomodir pengendara tinggi badan 167 cm.
Di dalam saya disuguhkan GR parts, desain soft touch pada setir, dasbor dan doortrim hingga cruise control. Ada juga layar di tengah dasbor yang menampilkan berbagai informasi kendaraan termasuk kerja sistem EV hingga kemiringan mobil saat melibas jalan menanjak dan menurun.
Semakin mewah dengan dilengkapi panoramic roof yang terbuka sampai kursi baris kedua yang bisa dibuka dari tombol di dekat kaca spion tengah.
Di sebelah kiri ada konsol pemisah antara antara sopir dan penumpang depan. Konsol ini untuk menempatkan tuas transmisi, parkir elektrik dan tombol start/stop di bawah tombol-tombol pengaturan AC. Semuanya mudah digapai untuk dioperasikan.
Sementara itu kursi belakang saya merasakan cukup lega. Kaki tidak bisa selonjoran, namun terbantu dengan kemiringan sandaran kursi yang pas.
![]() |
Saya menjajal secara singkat Toyota Yaris Cross Hybrid di area tertutup di Jakarta.
Varian ini dilengkapi pilihan teknologi hybrid untuk memutar roda depan. Untuk mesin bensin 2NR-VEX kapasitas 1.500 cc 4 silinder bertenaga 67 kW (89,8 hp) dan motor listriknya menyemburkan daya 59 kW (79,1 hp) dengan torsi 121 Nm pada mesin dan 141 Nm tersembur dari motor listrik.
Saat tombol start/stop ditekan, tidak ada suara mesin yang artinya EV mode lagi mengambil alih perannya, dan bisa langsung injak pedal akselerasi tanpa ada suara masuk kabin.
Keunggulan EV Mode ini memberikan keunikan berkendara sebuah SUV bertenaga listrik murni yang senyap dan ramah lingkungan. Tapi mode ini tidak bisa berlangsung lama.
Begitu mobil bergerak agak cepat mesin bensin mulai menyala sebagai tanda baterai litium-ion untuk menggerakkan motor butuh asupan daya.
Pada layar di depan sopir muncul informasi mesin dan motor listrik sesekali berbarengan menyuplai daya ke kedua roda depan. Sistem ini biasa disebut hard hybrid bukan mild hybrid seperti ditawarkan merek pesaing.
Dari sisi manuver, SUV Yaris Cross Hybrid punya karakter agresif, handling presisi saat melakukan manuver zig-zag. Mobil mudah dikendalikan meski dua penggerak aktif bekerja menyemburkan tenaga bersamaan.
Membahas suspensinya, pengaturan suspensinya tidak bisa dikatakan empuk dan keras. Sebab pabrikan menyodorkan suspensi yang mencegah mobil limbung saat meliuk-liuk, namun toleransinya suspensi menimbulkan bantingan agak keras. Ini belum lagi efek dari penggunaan pelek berukuran 18 inci.
Impresi pertama mengendarai Toyota Yaris Cross Hybrid sangat menjanjikan, cocok dipakai untuk berkendara di dalam kota tapi bikin penasaran perjalanan keluar kota.
Paling tidak pengujian seberapa nyaman mobil diajak keluar kota dan seberapa irit konsumsi bahan bakarnya. Apalagi ini mobil hybrid yang mengemban status mobil irit bahan bakar.
Apakah patut diacungi dua jempol? Tunggu cerita berikutnya.
![]() |