Heboh Dibantai dan Dijual Rp15 M, Berikut Sederet Kontroversi Nikuba

CNN Indonesia
Rabu, 12 Jul 2023 09:49 WIB
Nikuba menimbulkan kontroversi, ada yang percaya dan juga meragukan hasil karya Aryanto Misel tersebut.
Nikuba diklaim sebagai pengganti bahan bakar kendaraan. (Ony Syahroni/detikJabar)

Janggal

Praktisi otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu merasakan sesuatu yang ganjil dari kemunculan Nikuba. Hal tersebut karena Aryanto sebagai sang penemu alat itu terlihat belum mematenkan karyanya, dan memilih gembar-gembor temuannya dahulu ke media massa. 

"Logika sederhananya, jika invensi ini sahih, mengapa penemu alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan yang bernama Nikuba itu tidak mematenkan dulu karyanya agar kekayaan intelektualnya terlindungi? Mengapa malah yang bersangkutan koar-koar ke media? Hal ini yang membuat saya jadi merasa ada sesuatu yang ganjil," kata Yannes. 

Ia melanjutkan ada baiknya kontroversi terkait Nikuba ini dibuktikan secara ilmiah sebagai jalan keluar. Dengan begitu, masyarakat juga sekaligus mendapat informasi secara gamblang dan jelas yang berasal dari ahli-ahli pada bidang ini. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, sebelum mengambil keputusan apakah Nikuba masuk akal atau tidak, disarankan untuk melibatkan pihak pakar energi atau lab yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang tersebut," ucap dia. 

"Jadi, idealnya, masyarakat sebaiknya menunggu informasi yang lebih akurat dan valid mengenai kinerja Nikuba, disarankan mengacu pada sumber-sumber yang dapat dipercaya, seperti publikasi ilmiah, laporan penelitian, atau otoritas terkait di bidang tersebut," lanjut Yannes. 

Bertolak ke Italia

Kendati banyak kontroverasi mencuat soal Nikuba, namun alat ini malah diklaim mendapat atensi dari mancanegara. Bahkan teknologi ini mendapat kesempatan untuk dikenal lebih jauh oleh sejumlah pabrikan otomotif asal Italia. 

Aryanto Misel dan tim, akhirnya berangkat ke Milan pada 16 Juni dan mempresentasikan inovasinya pada 18 Juni 2023.

Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen mengungkapkan pihak pabrikan otomotif juga telah mengadakan perjanjian kerja sama dengan pihak Nikuba.

"Perjanjian kerja sama dengan perusahaan penyedia sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini," kata Adhe. Aryanto belum dapat dikonfirmasi lebih lanjut terkait hal tersebut. 

Tidak butuh pemerintah

Di tengah heboh Nikuba 'go internasional', muncul sebuah cuplikan wawancara Aryanto yang menyebutkan jika ia tak butuh pemerintah untuk mengembangkan karyanya. Aryanto bilang alasannya karena kecewa kepada pemerintah yang dianggap telah mengucilkannya selama ini .

"Saya tidak butuh mereka, saya sudah dibantai habis, tidak mau," ucapnya mengutip akun Undercover. 

Aryanto pun berkeinginan mendanai risetnya lewat kerjasama dengan pihak asing yang memang tertarik atas temuannya. Dari sana ia mau mendanai sendiri pengembangan riset tanpa bantuan siapapun.

Aryanto berencana menawarkan Nikuba dengan harga Rp15 miliar.

Proses kerja Nikuba

Untuk diketahui, Nikuba merupakan nama yang merupakan akronim dari 'Niku Banyu' atau 'Ini Air'. Nama ini kemudian digunakan pada sebuah alat inovasi baru yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan.

Nikuba banyak terpasang pada motor Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodam III/Slw dengan tujuan memperoleh data-data untuk penyempurnaan terhadap inovasi tersebut. Temuan ini sebelumnya sempat viral pada Mei 2022.

Aryanto mengklaim Nikuba mempunyai cara kerja sangat sederhana. Nikuba mengandalkan generator elektrolisis yang mampu mengubah air menjadi energi mesin motor atau mobil. Air yang akan digunakan harus dipastikan tidak mengandung logam berat untuk bisa sesuai dengan mesin kendaraan.

Nikuba memisahkan Hidrogen (H2) dengan Oksigen (O2) pada air (H2O) melalui proses elektrolisis. Hidrogen yang sudah terpisah dari O2 kemudian masuk ke ruang pembakaran kendaraan sebagai bahan bakar pengganti BBM. Nikuba juga diklaim bisa menghemat konsumsi BMM yang semakin mahal harganya.

Hasil uji coba membuktikan, hanya butuh 1 liter air yang telah dikonversi menjadi hidrogen melalui proses elektolisis Nikuba untuk bisa menjalankan kendaraan pulang-pergi dari Cirebon ke Semarang.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER