Hyundai Motors Indonesia (HMI) mendukung program subsidi mobil listrik berupa bea balik nama nol persen untuk mobil-mobil listrik yang memenuhi syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Salah satu produk Hyundai, yakni mobil listrik Ioniq 5 sangat terbantu penjualannya.
"Memang pastinya tuh ada peningkatan. Biasanya kalau dulu mungkin kita cuma bisa delivery 200-300 unit, tapi sekarang kami itu bisa delivery itu kurang lebih average tiap bulan di angka lebih dari 700 unit ke seluruh Indonesia," kata Astrid Ariani Wijana, Head of Marketing Department Hyundai Motors Indonesia disitat dari Antara, Senin (27/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Astrid. peningkatan penjualan Ioniq 5 sangat menggembirakan, namun di sisi lain merupakan tantangan. Karenanya ketika regulasi digulirkan, komitmen pertama dari Hyundai adalah meningkatkan kapasitas produksi untuk mengakomodir peningkatan permintaan yang harus dipenuhi.
"Percuma ada regulasi, demand-nya ada tapi kapasitasnya [produksi mobil listrik Hyundai] enggak ada. Meningkatkan penjualan istilahnya hanya ada di awang-awang ketika mobilnya tidak ada, jadi tugas pertama Hyundai pastikan kapasitas produksinya ada untuk mendukung regulasi ini," ucap Astrid.
Astrid mengatakan Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) berkomitmen untuk menambah kapasitas produksi kendaraan listrik bersubsidi hingga 1.000 unit per bulan agar bisa memenuhi distribusi ke seluruh Indonesia.
"Ini tidak hanya untuk memastikan bahwa ketersediaan itu akan tetap stabil, dan otomatis program pemerintahnya sukses ya," tutur Astrid.
Guna mendorong pembentukan ekosistem kendaraan listrik, pihak perusahaan mengklaim akan meningkatkan kapasitas produksi mobil listrik hingga 250 persen pada 2024.
Saat ini kapasitas atau kemampuan produksi mobil listrik di HMMI Cikarang, Jawa Barat, mencapai 20 ribu per tahun dan akan ditingkatkan menjadi 70 ribu unit mobil listrik di 2024.