Minat Mobil Listrik Naik, tapi Ada Satu Hal yang Mengganjal
Penyedia layanan pembiayaan, Mandiri Utama Finance (MUF) mencatat lonjakan minat masyarakat terhadap mobil listrik, terutama di kota-kota besar. Namun begitu, masih ada persoalan nilai jual kembali (resale value) dan layanan purnajual yang menjadi tantangan utama bagi calon pembeli.
Direktur MUF, Dapot Parasian Sukoco Sinaga, menyebut perubahan preferensi konsumen dari mobil berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik mulai kelihatan. Walaupun begitu, banyak calon pembeli yang masih menahan diri karena khawatir terhadap harga jual kembali yang susah ditebak.
"Permintaan terhadap mobil listrik meningkat. Banyak konsumen kami mulai beralih, meskipun masih ada pertimbangan seperti after sales service dan resale value," kata Dapot dikutip dari Antara, Kamis (7/8).
Ia menambahkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap efisiensi energi, isu lingkungan, dan insentif pemerintah yang jadi alasan utama pendorong pertumbuhan pasar mobil listrik.
Namun begitu, Dapot menekankan bahwa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia masih perlu diperkuat, terutama dari sisi infrastruktur dan layanan purnajual.
Tantangan resale value, menurutnya, menjadi krusial karena menyangkut keputusan pembelian jangka panjang.
"Saat ini, dealer, terutama dari merek-merek asal China, tengah memperkuat ekosistemnya, termasuk jaringan dealer, bengkel resmi, dan pembangunan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum)," sambungnya.
MUF sempat mencatat peningkatan signifikan pengajuan pembiayaan kendaraan listrik dalam dua tahun terakhir. Sebagian besar berasal dari konsumen muda dan profesional urban.
Melalui catatan tersebut MUF mengambil kesimpulan bahwasanya dalam waktu ke depan, industri mobil listrik di Indonesia akan berkembang terus alih-alih hanya tren sesaat.
"Secara umum, kami melihat masa depan mobil listrik di Indonesia cukup cerah," pungkasnya.
(job/dmi)