Jakarta, CNN Indonesia -- Tahukah kalian bahwa Indonesia pernah berencana mengirimkan astronaut dan hampir menjadi astronaut wanita pertama dari Indonesia, bahkan Asia?
Wanita ini bernama Prof. Pratiwi Sudarmono. Dia adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1976. Ia kemudian menerima gelar Ph.D dalam bidang Biologi Molekuler dari Universitas Osaka pada 1984.
Setelah pulang dari Jepang, tahun 1985, ia terpilih sebagai spesialis muatan dalam misi NASA STS-61-H dan mengikuti pelatihan di Johnson Space Center, Amerika Serikat.
STS-61-H yang direncanakan berangkat tahun 1986 ini akan meluncurkan tiga satelit yaitu Skynet 4A, Palapa B3 and Westar 6S.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rangka peluncuran satelit Indonesia, Palapa B3, pemerintah Indonesia berencana memberangkatkan Pratiwi Sudarmono dengan cadangan Taufik Akbar, teknisi telekomunikasi Telkom lulusan Institut Teknologi Bandung.
Keduanya telah mengikuti pelatihan dan sudah siap diterbangkan ke luar angkasa, sampai terjadi sebuah musibah pada 28 Januari 1986.
Pesawat ulang-alik Challenger yang membawa misi STS-51-L, meledak 73 detik setelah lepas landas dan tujuh awak meninggal.
Akibatnya, NASA membatalkan beberapa penerbangan ke luar angkasa, termasuk pesawat Columbia yang akan mengangkut satelit Palapa B3 berawak. Satelit ini akhirnya diluncurkan dengan roket Delta, tanpa astronaut dari Indonesia.
Sejak kejadian itu, pemerintah Indonesia belum memiliki rencana mengirimkan astronaut lagi.
Menurut laman resmi Universitas Indonesia, sekarang Pratiwi Sudarmono adalah Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia dan masih merupakan dosen aktif di Departemen Mikrobiologi FKUI.
Semoga di masa mendatang Indonesia bisa benar-benar mengirimkan astronaut ke ruang angkasa, ya.
(ded/ded)