Cyberbully Jangan Dibiarkan, Lawan!

CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2016 11:05 WIB
Penggunaan Internet dengan kehidupan remaja sangatlah lekat. Tapi ada risiko terjadinya cyberbully terhadap mereka.
Ilustrasi (CNNIndonesia/GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan Internet dengan kehidupan remaja sangatlah lekat. Tapi ada risiko terjadinya cyberbully terhadap mereka. 

Menurut psikolog, cyberbully merupakan perilaku merugikan yang sengaja diciptakan dan berulang-ulang untuk menggertak seseorang melalui Internet. Bentuk interaksi dunia maya yang tidak mengharuskan bertatap muka membuat pelaku cyberbully tak punya empati dan berani bertindak jauh untuk menghina dan menggertak korbannya.

Cyberbully umumnya tampak terlihat seperti gurauan yang merendahkan, namun gurauan tersebut dengan cepat menyebar dan memancing gurauan-gurauan lain yang lebih melecehkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inilah yang terjadi pada dunia sosial di Internet dan bisa menimpa siapa saja, apalagi anak-anak dan remaja. Sebuah studi dari University of British Columbia mengungkapkan gurauan melecehkan di Internet merupakan masalah besar yang lebih sering terjadi daripada bully secara intimidasi langsung.

Terdapat 25-30 persen remaja mengaku terlibat dan menerima cyberbullying, sementara bullying langsung hanya sebanyak 12 persen remaja. Anehnya, mereka yang melakukan cyberbullying mengaku 95 persen dimaksudkan hanya untuk membuat lelucon dan hanya 5 persen yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang.

Sayangnya lelucon yang dibuat mengandung unsur merendahkan dan menjadi hal yang lucu hanya bagi si pelaku. Sementara bagi korban, yang tersisa adalah perasaan terhina.

Tata nilai seperti inilah yang membuat pelaku cyberbully sebenarnya memiliki selera humor yang buruk.

Sebuah survey tentang bullying di Inggris mengungkapkan bahwa penampilan adalah penyebab tersering terjadinya bullying. Sebanyak 26 persen remaja mengatakan cyberbullying mengarah tentang berat badan, 21 persen pada bentuk tubuh, 18 persen untuk pakaian dan 14 persen pada wajah.

Korban bullying terdiri dari beberapa kelompok, tapi yang paling sering jadi korban adalah: kelompok disabilitas, LGBT, dan remaja dengan latar belakang ekonomi rendah. Fenomena cyberbullying tidak sepenuhnya dapat dihilangkan. Namun kita dapat melindungi diri dari risiko cyberbully dengan beberapa cara berikut:

1. Pilihlah teman-teman dalam akun sosial kamu dengan bijak.

2. Lindungi password dan username akunmu, jangan dibagikan kepada teman-teman.

3. Jangan berbagi informai pribadi secara online.

4. Jangan tanggapi komentar yang kasar.

5. Simpan bukti perilaku cyberbully yang kamu lihat di sosial media dan laporkan pada orang tua atau gurumu.

6. Santunlah berprilaku dalam sosial media agar kita terhindar dari cyberbully.

7. Pikirkan kembali apa yang akan kamu posting di Internet, baik foto atau kata-katamu apakah layak untuk dikonsumsi orang banyak bila dirasa akan mengganggu orang lain maka lebih baik jangan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER