Jakarta, CNN Indonesia -- Pernah mendengar kisah Romeo dan Juliet? Kisah romantis yang mendunia dan terus diceritakan hingga kini. Penggubah kisah tersebut adalah seorang penyair asal Inggris bernama William Shakespeare.
Ada kabar mengejutkan yang dilontarkan oleh arkeolog yang telah memindai makam sang maestro. Mereka meyakini bahwa tengkorak Shakespeare telah hilang dari makamnya.
Para arkeolog telah meneliti makam tersebut menggunakan alat radar penembus tanah. Kevin Colls dari Staffordshire University yang memimpin penelitian tersebut menemukan adanya pindaian aneh pada bagian kepala. Disimpulkan, bagian kepala itu sudah hilang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini menguatkan upaya penelitian pada 1879 yang diberhentikan tanpa hasil. Alhasil sejak saat itu mitosnya adalah tengkorak Shakespeare telah dicuri perampok kuburan pada abad ke-18.
"Hal ini meyakinkan saya bahwa tengkoraknya sudah tidak ada di Holy Trinity" kata Colls.
Hampir 400 tahun sejak kematiannya, makam Shakespeare di Gereja Holy Trinity di Stratford-upon-Avon, Inggris bagian tengah, boleh diteliti tanpa menggali kuburnya. Colls dan timnya kemudian menggunakan radar.
Dari penelitian tersebut, Colls juga mendapati bahwa anggota keluarga Shakespeare yang lainnya, dimakamkan cukup dangkal di mimbar gereja tanpa menggunakan peti, melainkan hanya berbalut kain kafan.
Cerita tentang perampokan makam Shakespeare muncul dalam cerita pendek yang diterbitkan dalam majalah The Argosy. Karena dianggap fiksi, cerita ini belum bisa dipastikan kebenarannya.
Topik tentang pencurian makam memang suatu hal yang sering terdengar di masa itu. Sehingga anggapan pencurian tengkorak Shakespeare hanyalah mitos yang tidak dapat dibuktikan.
Sementara pendeta Holy Trinity, Patrick Taylor, mengatakan tidak yakin ada bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa tengkorak Shakespeare telah diambil, dan tidak ada rencana untuk mengganggu kuburan untuk mencari tahu pasti hal tersebut.
Makam Shakespeare memang tidak menuliskan namanya secara langsung di atas nisan, namun terdapat rangkaian bait puisi yang terangkai sebagai peringatan bagi semua orang.
“Teman yang baik, demi Yesus, terlarang menggali debu yang tersimpan di sini. Diberkatilah dia yang membiarkan bebatuan ini. Dan terkutuklah dia yang memindahkan belulangku.”
(ded/ded)