Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini tepat 489 tahun yang lalu seorang pangeran muda bernama Fatahillah merebut Sunda Kelapa dari tangan bangsa Portugis. Kemudian Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa dengan nama Jayakarta pada 22 Juni 1527.
Memasuki abad ke 16, Belanda mulai memasuki kawasan Jayakarta di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen. Belanda kemudian mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Nama tersebut diambil dari Batavieren, nama nenek moyang bangsa Belanda.
Batavia dinilai sangat mirip dengan Belanda yang memiliki banyak rawa. Sehingga pembangunanpun menyerupai Belanda dengan blok yang dipisahkan oleh kanal.
Setelah kedudukan Jepang, nama Batavia kembali diganti dengan nama Jakarta. Setelah kemerdekaan dan pembacaan Proklamasi yang dilakukan di Jakarta. Jakarta memperoleh nama resminya sebagai Ibu Kota Republik Indonesia saat dinyatakan resmi bergabung dalam PBB.
Saat ini Jakarta memiliki nama resmi sesuai dengan Undang-undang Nomor 29 tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yaitu Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tanggal perebutan Jakarta oleh pangeran Fatahillah pada 22 Juni pun diresmikan sebagai tanggal lahirnya DKI Jakarta. Saat ini Jakarta memasuki usia 489.
Diharapkan kedepannya DKI Jakarta menjadi kota yang lebih nyaman dan aman. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan pidatonya dalam upacara peringatan HUT DKI Jakarta dengan harapan Jakarta menjadi lebih bijak di usianya yang hampir 5 abad.
(ded/ded)