Hubungan Megawati dan SBY Masih Jadi Kunci Koalisi

CNN Indonesia
Selasa, 19 Agu 2014 12:03 WIB
Jadi atau tidaknya Partai Demokrat merapat ke Jokowi akan bergantung pada Megawati dan SBY. Perlu ada koneksi diantara dua partai.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan pidato sambutan. (Istimewa/Setpres/detikFoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Partai Demokrat menyatakan terbuka terhadap berbagai kemungkinan koalisi untuk membangun Indonesia ke depan. Komunikasi selalu dilakukan dengan partai-partai politik lain, termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang pada Pemilu Presiden 2014 berada pada posisi berseberangan dengan Demokrat.
 

“Selama ini terbukti Demokrat membuka diri. Kami sudah 10 tahun membangun komunikasi politik di bawah pemerintahan SBY. Tapi koalisi bukan cuma soal komunikasi,” kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua kepada CNNIndonesia, Selasa 19 Agustus 2014.
 

Koalisi juga ditentukan oleh garis kebijakan partai. Bila berbicara tentang kemungkinan koalisi PDIP dan Demokrat, ujar Max, maka perlu dilihat sikap Ketua Umum PDIP Megawati selama ini.
 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Diundang upacara 17 Agustus di Istana datang atau tidak?” kata anggota DPR kelahiran Ambon itu. Untuk diketahui, Megawati tidak hadir dalam peringatan kemerdekaan RI di Istana, Ahad kemarin karena memimpin upacara di kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP.
 

Maka jadi atau tidaknya Demokrat merapat ke Jokowi akan bergantung pada Megawati dan SBY. “Garis kebijakan dua partai harus connect. PDIP ikut garis kebijakan Mega, Demokrat ikut Ketua Majelis Tinggi SBY,” ujar Max.

 

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan Demokrat kemungkinan besar bakal bergabung dengan pemerintahan Jokowi. “Demokrat dan PPP paling berpotensi bergabung. Pendekatan sedang berlangsung,” kata Eva.
 

Politisi senior PDIP Sidarto Danusubroto juga menyatakan ada tiga partai politik yang saat ini sedang mendekati Jokowi. PDIP pun menjalin komunikasi intensif dengan ketiga partai itu.

Tanpa tambahan suara partai-partai di luar koalisi pengusung Jokowi-JK, Jokowi hanya didukung oleh 39,95 persen suara di parlemen yang berasal dari PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura. Sementara untuk mengamankan program-program pemerintah, menurut PKB Jokowi idealnya mengantongi dukungan 50 plus satu persen suara di parlemen.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER